Jatiluwih, Karisma Desa Wisata dengan Keanggunan Sawah Berundak

Jatiluwih, Karisma Desa Wisata dengan Keanggunan Sawah Berundak
info gambar utama

Desa Jatiluwih, Bali terkenal dengan sawah berundak yang mengelilingi rumah penduduk desa. Petak-petak menghampar mengikuti kontur tanah sehingga para pelancong bisa saja nongkrong dalam kendaraan menyaksikan hamparan sawah.

Undakan sawah, hawa sejuk dataran tinggi, serta petani yang lalu lalang membawa cangkul sabit, dan peranti acara untuk sembahyang menjadi sebuah karisma dari Jatiluwih dan beberapa desa di sekitarnya.

“Itulah agaknya pertimbangan areal bercocok tanam di desa-desa itu diusulkan sebagai cultural world heritage ke UNESCO,” papar Khaerul Anwar dalam Tanah Air: Jatiluwih, Karisma Desa Wisata yang dimuat Kompas.

Tingkatkan Wisatawan, Pemerintah Bakal Visitasi 75 Besar Desa Wisata ADWI 2023

Setelah diresmikan sebagai warisan budaya tak benda pada 2012 memberikan konsekuensi antara lain kawasan itu menjadi milik bersama warga lokal dan masyarakat dunia (wisatawan), pemilik, terlebih lagi investor, tak bebas mengalihfungsikan.

“Wisatawan hanya tour menikmati kawasan ini, tetapi mereka menginap di tempat lain,” ujar Made Suarya, petani dan purnawirawan TNI AD.

Manifestasi ajaran toleransi

Suarya menjelaskan bahwa sawah dan alam sekitar adalah manifestasi ajaran Hindu yang tertuang dalam Tri Hita Karana yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam.

Harmonisasi hubungan antarkomponen ini, paparnya diterapkan secara turun temurun melalui subak sistem tata guna air yang sarat makna solidaritas sosial, gotong royong, dan juga toleransi.

Nilai-nilai solidaritas juga terwakili dengan keberadaan pemukiman Muslim di Dusun Suko, Desa Senganan-tetangga Desa Jatiluwih. Tercatat ada 12 keluarga (75) jiwa tinggal di sana dan beragama Muslim.

Kisah Desa Nglanggeran di Gunung Kidul, Dari Sulit Air Sampai Jadi Kawasan Ecowisata Terbaik ASEAN

“Kami adalah generasi ketujuh di sini,” ujar Jamirin, pengurus Masjid Al Hamzah.

Selama ini mereka hidup berdampingan secara damai malah Ibunda Jamirin yaitu Siti Suwani adalah seorang mualaf yang berasal dari Desa Jatiluwih. Tradisi saling kunjung saat Idul Fitri dan Galungan juga kerap dilakukan.

Melindungi alam

Hubungan harmonis dengan manusia juga terikat kuat kepada alam. Misalnya dalam strategi menanam padi varietas lokal yang bertali-temali dengan nilai sosial dan budaya serta kearifan lokal.

Salah satunya adalah pantang mendirikan bangunan permanen di persawahan. Sebab dengan situasi alam terbuka di tengah sawah, bangunan tersebut sangat rawan untuk disambar petir.

Karena itulah petani biasanya membangun kubu (gubuk) yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan alat pertanian atau kandang ternak. Gubuk dan kandang ternak ini berperan ganda untuk menghasilkan bahan baku pupuk dari kotoran hewan.

Membaur dengan Kebudayaan Warga Lokal di Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Dengan pupuk organik itu, Suraya yang mempunyai 0,30 are (30 meter persegi) sawah bisa memperoleh 2 ton gabah kering panen. Hasil itu sangat tinggi dibandingkan lahan yang ditaburi pupuk kimia dengan produksi 16 kuintal.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini