Mengenal Laut Mati, Destinasi Wisata Tinggi Kadar Garam

Mengenal Laut Mati, Destinasi Wisata Tinggi Kadar Garam
info gambar utama

Laut mati atau The Dead Sea merupakan destinasi yang berlokasi di Asia Barat, membentang melewati wilayah Palestina dan Yordania. Melansir Sea Salt disebut laut mati ini karena tingginya salinitas yang menyebabkan nihilnya organisme air makroskopis seperti ikan dan tumbuhan air, adapun makhluk hidup yang dapat bertahan yaitu beberapa jenis bakteri dan jamur mikroba.

Fakta lain yaitu disebut laut mati karena laut ini memiliki kandungan garam dan mineral yang tinggi yaitu sekitar 30% hingga 40% dibandingkan dengan kangungan garam laut normal yang berkisar di angka 6%.

Laman 3T Tours memberikan informasi bahwa laut mati ini merupakan destinasi terendah di bumi dengan keendahan 400 meter di bawah permukaan laut. Laut mati memiliki ukuran panjang 47 mil dan lebar 10 mil, luas permukaan rata-rata berkisar 360 mil persegi dengan kedalaman maksimal mencapai 1278 kaki.

Tingginya kadar garam di laut mati juga diindikasi bahwa laut mati tidak memiliki saluran air keluar. Aliran air dari Yordan yang mengandung sulfir dan larutan nutrisi sekitar tujuh ton menggenangi laut mati. Hal ini menyebabkan pengendapan dan penguapan sehingga banyak meninggalkan zat dengan sifat solid dan kimia. Kandungan garam atau mineral dalam laut mati, antara lain magnesium, sodium, kalsium, potassium klorida, dan bermacam-macam garam serta lumpur hitam.

Baca juga: Kawasan Dieng Akan Dipercantik untuk Meningkatkan Daya Tarik

Manfaat Garam Laut Mati

Mengutip dari laman WebMD , adar garam yang tinggi di laut mati memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Meningkatkan kesehatan kulit


Bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan kulit dan mengobati peradangan (seperti kemerahan dan kekeringan pada kulit). Hal ini dibuktikan dengan temuan penelitian yang membandingkan dua tangan, satu tangan rutin direndam dalam air garam laut mati, tangan yang lain tidak. Setelah satu hingga enam pekan ke depan ditemukan hasil yang mana tangan dengan rutinitas direndam ke dalam larutan garam laut mati lebih halus dari yang tidak direndam.


2. Mengobati penyakit rematik

Salah satu jalan untuk mengobati penyakit rematik adalah dengan berendam di air asin laut mati. Air asin laut mati bermanfaat untuk membantu mengobati yaitu penyakit radang dan autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang organ, tulang, otot, dan persendian ini. Adapun penyakit reumatologi meliputi: radang sendi psoriatik, osteoartritis lutut, dan artritis reumatoid.

3. Mengobati psoriasis

Disebutkan dalam WebMDbahwa radiasi ultraviolet matahari di maut mati dapat mengobati penyakit psoriasis. Sebuah penjajakan tahun 1997 meneliti dengan 25 persona mengidap psoriasis vulgaris (psoriasis kronis atau jangka panjang) menunjukkan bahwa garam mandi laut mati lebih bermanfaat daripada garam biasa.

Baca juga: Thai Tea, Mengenal Cita Rasa Thailand yang Mendunia


4. Mineral-mineral tersebut banyak digunakan dalam berbagai bidang industri seperti pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya

Salinitas dan kandungan mineral laut mati dapat meningkatkan metabolisme sel dan berkontribusi pada pemulihan dan regenerasinya.

6. Mengurangi peradangan dan lendir di paru-paru

Melansir dari laman website Healovation, menghirup partikel garam laut mati akan dapat memperbaiki kondisi pernapasan, misalnya: asma, alergi, bronkitis, hidung tersumbat, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).


7. Detoksifikasi dari Garam Laut Mati

Detoksifikasi menggunakan garam laut mati berfungsi memperbaiki sistem kekebalak tubuh, saraf, dan limfatik, berkurangnya stres dan sakit kepala, peningkatan energi, dan pola tidur yang lebih baik. Selain itu, garam laut mati memiliki fungsi jugga garam laut mati memurnikan udara dan meningkatkan kapasitas paru-paru serta mengurangi penyakit fisik bagi orang dewasa, anak-anak, dan atlet. Hal ini disampaikan dalam Healovation.

Baca juga: Menjelajahi 5 Tempat Wisata Sejarah di Jakarta yang Seru dan Edukatif

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini