Misteri Burung Mandar Gendang yang Suka Bersembunyi di Pulau Halmahera

Misteri Burung Mandar Gendang yang Suka Bersembunyi di Pulau Halmahera
info gambar utama

Mandar gendang (Habroptila wallacii) atau orang Halmahera menyebutnya hetaka adalah burung endemik Maluku Utara. Sebelumnya jenis burung yang menempati lantai hutan ini teridentifikasi hanya ada di Pulau Halmahera.

Burung ini pertama kali ditemukan dan diamati oleh zoologis Inggris George Robert Gray pada 1860. Kemudian pada tahun 1950, G.A.L de Haan peneliti asal Belanda mempublikasikan secara ilmiah perjumpaannya dengan mandar gendang.

“Sejak itu, lebih dari setengah abad, berita mengenai jenis ini tidak terdengar lagi gaungnya,” tulis Hanom Bashari dan Rahmadi dalam Menyibak Misteri Mandar Gendang yang dimuat Mongabay Indonesia.

Ini lho, 5 Jenis Burung Lovebird Cantik dan Terfavorit di Indonesia, Apa Saja?

Mandar gendang pada beberapa literatur sering disebut sebagai salah satu burung yang paling tidak diketahui ihwalnya di Indonesia. Hanya enam lokasi di Halmahera yang pernah tercatat kehadirannya yaitu Sondo-sondo, Pasir Putih, Tewe, Fanaha, Weda dan Gani.

“Begitu misteriusnya burung ini, para pengamat dan peneliti yang menjulukinya Invisible Rail atau yang tak terlihat,” paparnya.

Ciri utama

Burung ini memiliki ciri utama bermata dan tungkai kaki merah serta paruh panjang. Dia merupakan hewan yang pemalu dan hidup di daerah payau atau rawa sagu. De Haan pada laporannya menyebutkan mandar gendang bersuara seperti tifa, alat musik pukul di Maluku.

Burung ini memiliki ukuran panjang antara 33-40 cm. Jantan dan betina mempunyai bulu serupa yakni abu-abu gelap dengan sayap dan ekor berwarna coklat gelap. Bagian kulit yang tidak berbulu berwarna merah, sedangkan kulit pada kaki berwarna oranye.

Bas van Ballen, pakar burung Indonesia asal Belanda menjelaskan jenis mandar secara umum sangat sensitif dengan kehadiran manusia. Dia lebih memilih bersembunyi di balik hutan ketimbang menunjukkan diri.

Misteri Burung Bidadari Halmahera yang Pernah Dikagumi oleh Wallace

Jumlah populasi mandar gendang di alam tidak diketahui pasti. Namun BirdLife Internasional 2000, memperkirakan populasi berkisar 2.500 - 9.999 burung dewasa dengan tren populasi terus mengalami penurunan.

“IUCN Redlist memasukkan mandar gendang dalam status konservasi vulnerable sejak 1994,” tulisnnya.

Mengapa menghilang?

Sebelum menjadi burung yang paling sulit dicari, diduga dahulunya mandar gendang merupakan burung yang mudah dilihat dan tersebar merata di seluruh Pulau Halmahera. Bukitnya adalah namanya begitu familiar di kalangan masyarakat dengan nama Hataka.

“Nama untuk satu jenis burung yang hampir seragam di semua tempat di Halmahera sangat jarang terjadi,” ucapnya.

Hanom menduga menghilangnya burung tersebut karena berkurangnya luasan rawa-rawa sagu yang dahulunya begitu mendominasi daratan halmahera. Habitat alami mandar gendang terus tergerus akibat beralih fungsi lahan menjadi ladang pertanian.

Kenali 7 Burung yang Ada di Kawasan Ranca Upas, Sudah Pernah Lihat?

“Sedangkan rawa yang tersisa, umumnya dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai sumber penghasil sagu,” jelasnya.

Benny Aladin, Biodiversity Conservation Officer di Burung Indonesia wilayah Maluku Utara mengatakan sebaran mandar gendang sedikit karena bergantung tutupan hutan rawa tropis yang basah.

“Kalau ada hutan rawa sagu di kampung-kampung dekat dengan hutan, sebaiknya dijaga. Besar kemungkinan, ada mandar gedang yang berkembang biak di tempat itu.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini