Ribuan Ternak Mati Terserang Wabah Flu Babi Afrika, Apa Tindakan Pemerintah?

Ribuan Ternak Mati Terserang Wabah Flu Babi Afrika, Apa Tindakan Pemerintah?
info gambar utama

Ribuan hewan ternak babi dilaporkan mati mendadak di tiga Kabupaten Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak akhir tahun 2022 hingga 2023. Hal ini karena disebabkan wabah African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.

Dimuat dari CNN Indonesia, berdasarkan hasil investigasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel daerah yang terdeteksi terjangkit wabah flu babi Afrika di Sulsel adalah di Kabupaten Gowa, Luwu Timur dan Luwu Utara.

Bisa Dihargai Rp30 Juta, Babi Jadi Hewan yang Disakralkan di Papua

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking menjelaskan kasus ini pertama kali ditemukan di Kabupaten Gowa pada November 2020 lalu. Ketika itu hewan ternak babi mati mendadak setelah mengalami diare.

“Hasil investigasi yang dilakukan pada Januari 2023 lalu di Kabupaten Gowa diperkirakan babi yang mati sebanyak 4.000 ekor,” kata Nurlina.

Ribuan babi mati

Nurlina mengungkapkan kasus sama terjadi di Luwu Timur yang menyebabkan 1.336 ekor ternak babi mati setelah mengalami tanda klinis diare. Selanjutnya pada bulan April dilaporkan beberapa babi mengalami berbagai penyakit.

Dijelaskan oleh Nurlina, babi yang mengalami penyakit ini memiliki tanda klinis seperti tidak nafsu makam, demam, pendarahan di hidung dan telinga, sesak nafas, feses encer berwarna coklat kehitaman hingga feses bercampur darah.

“Kematian babi di Luwu Utara diperkirakan sebanyak 4.529 ekor babi,” ujarnya.

Babi Rusa, Hewan Endemik Sulawesi yang Kian Sulit Dijumpai

Sementara itu berdasarkan data pada 14 Mei, populasi ternak babi yang mati akibat virus ASF sudah mencapai 15 ribu. Belasan ribu babi yang mati tersebar di beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Mangkutana, Tomoni Timur dan Kalaena.

Dari tiga kecamatan ini, Tomoni Timur adalah daerah terbanyak populasi ternak babi yang mati dan sudah mencapai 10 ribu ekor babi. Para peternak mengaku telah merugi miliaran rupiah karena wabah ini.

“Kalau seperti ini terus pak, kami akan merugi miliaran rupiah. Pemerintah daerah harus segera mencari solusi mencegah mewabahnya virus ini. Kasihan kami peternak yang sudah mengeluarkan modal besar,” kata Slamet peternak babi di Desa Kertoraharjo yang dimuat TVonenews.

Lakukan langkah cepat

Nurlina mengatakan pihaknya telah mewaspadai peningkatan flu babi Afrika. Hal ini dengan surat edaran Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 524.3/1262/Disnak-Keswan tentang kewaspadaan terhadap penyakit AFS.

“Kita koordinasikan dengan dinas terkait pemerintah setempat yang terdampak, kemudian pengambilan sampel, pengawasan lalu lintas hewan. Menyemprotkan disinfektan di lingkungan kandang dan segera menangani bangkai serta hewan yang sakit,” tuturnya.

Makhluk Teraneh di Dunia, Konon dari Negeri Dongeng, Ada di Hutan Sulawesi

Berdasarkan hasil investigasi, pihaknya juga sudah memperoleh bahwa ternak babi menunjukkan tanda klinis seperti diare, tidak mau makan, bintik merah di badan dan mati sekitar dua hari sejak timbul gejala.

“Berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium BBVet Maros di diagnosa ternak babi yang mati, karena terinfeksi penyakit AFS,” imbuhnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini