Kelezatan Pecel Rawon, Identitas Masyarakat Banyuwangi dari Bidang Kuliner

Kelezatan Pecel Rawon, Identitas Masyarakat Banyuwangi dari Bidang Kuliner
info gambar utama

Pecel rawon telah menjadi makanan khas Banyuwangi, Kabupaten di ujung paling timur Pulau Jawa. Makanan ini mudah ditemukan mulai dari restoran hingga warung-warung kaki lima di Banyuwangi.

Pecel rawon disajikan lengkap dengan menu lauk-pauknya. Bila anda memesan seporsi pecel rawon, nanti akan datang sepiring nasi pecel yang berisi sayuran rebus, seperti bayam, taoge, kacang panjang, sambal pecel, ditambah kuah rawon.

Sulistyawati, pemilik Rumah Makan Pecel Ayu, paduan sambal pecel dan kuah rawon yang menjadi keistimewaan pecelnya. Dirinya biasanya akan hanya menggunakan cabai rawit merah, karena itu ketika dicampur kuah rawon, pedasnya tak kehilangan rasa.

3 Festival Banyuwangi Yang Membangkitkan Sektor Ekonomi Pasca Covid-19

Kuah rawon kaya dengan rasa rempah dan kaldu. Sementara itu rasa manis yang biasanya ada di kuah rawon tidak terasa dominan. Hal inilah yang membuat paduan pecel dan kuah rawon menjadi pas karena sebagian rasa manis sudah didapatkan dari guyuran sambal.

“Tidak ada bumbu yang rahasia, hanya bumbu rawon biasa, seperti kluwek, jahe, kencur, kunir, dan daun jeruk,” kata Sulistyawati membeberkan resepnya yang dimuat Kompas.

Menjadi identitas

Sulistyawati menyebut sajian pecel rawon sudah umum di Banyuwangi. Tetapi pada tahun 1975, sajian hidangan ini belum pernah dirinya jumpah. Sulistyawati baru membuka warung pecel rawon pada tahun 1988.

Ketika dirinya mulai berjualan dengan gerobak di pinggir jalan di kawasan Singomatan, pecel rawon sudah mulai populer. Dirinya beruntung saat itu memiliki seorang pembantu yang pintar memasak.

“Beliau yang mengajari saya cara memasak pecel rawon dengan sedap,” ucapnya.

Indonesia Kini Punya Pabrik Kereta Api Terbesar di Asia Tenggara

Diketahui, pecel rawon sebenarnya perpaduan makanan pecel dari Madiun dan rawon dari Surabaya. Tetapi ketika masuk ke Banyuwangi, makanan ini pun dipadu menjadi pecel rawon, nasi dengan sayuran dan bumbu pecel, disiram kuah rawon.

Budayawan Banyuwangi, Hasnan Singodimayan menyebut jurus campur ini memang menjadi karakter dan keahlian masyarakat Banyuwangi. Dirinya menyebut masyarakat Banyuwangi sangat terbuka akan hal-hal baru.

“Dan hal baru itu, mereka menciptakan sesuatu yang baru pula,” tandasnya.

Maskot masyarakat

Pemkab Banyuwangi mengangkat kuliner pecel rawon sebagai tema event Banyuwangi Kuliner pada 2019 silam. Disebutkan kuliner pecel rawon sudah menjadi identitas dari masyarakat Banyuwangi.

Mantan Bupati Abdullah Azwar Anas menyebutkan pecel rawon memiliki makna atau bentuk keterbukaan masyarakat Banyuwangi. Sama seperti ekspresi kulinernya yang terbuka, mau mencampurkan ragam kuliner Nusantara.

“Rawon bentuk keterbukaan orang Banyuwangi terhadap berbagai jenis kuliner yang ada di Indonesia. Ini pecel dipadukan dengan rawon,” jelasnya yang dinukil dari Merdeka.

Legenda Sumur Berbau Wangi yang Jadi Bukti Kesetian Cinta dari Banyuwangi

Peserta Banyuwangi kuliner diikuti oleh ratusan masyarakat Banyuwangi dari berbagai kategori, mulai dari umum, hotel, restoran, instansi hingga organisasi wanita. Sajian kuliner pecel rawon tampak disajikan dengan rapi di sepanjang jalan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini