Sugar Craving, Mengapa Gula Begitu Adiktif?

Sugar Craving, Mengapa Gula Begitu Adiktif?
info gambar utama

Apakah camilan kue manis saat sarapan membuatmu menginginkan kue tersebut 2 jam kemudian? Apakah Kawan mengambil sebatang permen untuk mengatasi kegelisahan saat maju presentasi, dan kemudian meraih coca cola pasca presentasi? Jika Kawan mendapati bahwa mengunyah camilan manis hanya membuat Kawan semakin menginginkannya, sepertinya kalian tidak sendiri. Ada banyak alasan mengapa gula menjadi begitu adiktif.

Dilansir dari webmd.com, gula memiliki sifat adiktif karena interaksi kompleks antara makanan yang mengandung gula dengan sistem reward di otak kita. Ketika kita mengonsumsi makanan yang mengandung gula, otak melepaskan zat kimia yang disebut dopamine. Dopamin merupakan neurotransmitter yang terkait dengan sensasi kenikmatan dan reward dalam otak.

Peningkatan level dopamine ini memberikan perasaan senang dan kepuasan yang membuat kita ingin mengulang pengalaman tersebut. Selain itu, makanan manis juga dapat merangsang pelepasan serotonin, neurotransmitter yang terkait dengan perasaan nyaman dan relaksasi. Kombinasi peningkatan dopamine dan serotonin membuat kita merasa nyaman dan bahagia setelah mengonsumsi makanan manis.

Sugar Health Effects | Foto: mumumuesli.com
info gambar

Namun, dengan segala perasaan yang dihadirkan dari mengonsumsi gula, kenapa kita tidak mengonsumsi gula saja secara terus-menerus? Masalahnya datang bukan saat kita memanjakan diri dengan suguhan manis sesekali, tetapi saat kita mengonsumsinya berlebihan. Itu mudah dilakukan saat gula ditambahkan ke banyak makanan olahan, termasuk roti, yogurt, jus, dan saus secara berlebihan. Hal inilah yang disebut sebagai sugar craving.

Baca juga: Stevia: Gula Sehat yang Menembus Pasar Mancanegara

Definisi Sugar Craving

Sugar craving adalah salah satu bentuk adiksi atau kecanduan yang terjadi pada otak akibat konsumsi gula secara berlebihan. Melansir dari hellosehat.com, banyak orang tidak sadar telah ketagihan makanan manis karena hal ini menyatu dengan pola makan sehari-hari. Sugar craving ini dapat menyebabkan perubahan neurobiologis dalam otak yang mirip dengan kecanduan zat.

Sistem reward dalam otak dapat menjadi lebih sensitif terhadap gula, sehingga memicu keinginan yang kuat untuk mengonsumsi lebih banyak gula. Hal ini dapat menyebabkan siklus kecanduan, di mana semakin banyak gula yang dikonsumsi, semakin kuat keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak lagi.

Selain itu, gula juga dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang cepat. Ketika kita mengonsumsi gula, kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba, yang kemudian diikuti oleh penurunan yang cepat. Penurunan kadar gula darah ini dapat memicu keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak gula sebagai upaya untuk mengembalikan energi yang hilang.

Faktor lain yang berperan dalam sifat adiktif gula adalah pengaruh budaya dan lingkungan. Makanan yang mengandung gula tinggi, seperti makanan ringan, minuman manis, dan makanan cepat saji, seringkali tersedia secara mudah dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Paparan yang terus-menerus terhadap makanan yang mengandung gula dapat memperkuat kebiasaan dan kecenderungan untuk mengonsumsinya.

Cara Mengatasi Sugar Craving

Penting untuk diingat bahwa adiksi gula tidak sekuat adiksi zat-zat terlarang seperti narkoba. Seseorang masih memiliki kemampuan untuk mengontrol konsumsi gula dengan kesadaran, pendekatan yang tepat, dan dukungan yang tepat. Lantas, bagaimana cara mengatasi sugar craving?

Baca juga: Ingin Jalani Pola Hidup Sehat? Terapkan 5 Tips Ini

Menjauhi Pemicu Makanan Manis

Hal-hal yang memicu stres atau keadaan saat mood kita turun bisa menimbulkan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis. Tanpa sadar, mungkin stres yang membuat Kawan GNFI sulit berhenti mengonsumsi camilan tinggi gula. Jika kamu mengalami masalah yang sama, cobalah hindari sumber stres sejenak dan lakukan kegiatan yang dapat mengalihkan pikiran Kawan.

Menjalani Pola Makan Sehat

Jika langsung berhenti memakan gula terasa sulit, Kawan masih bisa memuaskan keinginan untuk mengonsumsi gula sambil menggabungkannya dengan makanan sehat lainnya. Misalnya, menggabungkan saus cokelat ke dalam satu buah pisang. Baru setelahnya, kamu bisa memperbanyak asupan makanan yang mengandung protein seperti dada ayam, kacang-kacangan, dan produk susu.

Rajin Beraktivitas

Konsumsi makanan tinggi gula memicu produksi endorfin secara instan dalam otak. Aktivitas fisik, bahkan yang ringan seperti berjalan kaki, dapat memicu pelepasan endorfin. Inilah mengapa olahraga juga bisa memicu perasaan bahagia usai melakukannya. Maka dari itu, olahraga atau aktivitas fisik juga dapat mengalihkan pikiran dan keinginan untuk mengonsumsi manis.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini