Mendengarkan Musik, Menjaga Kondisi Kesehatan Mental Atau Membuat Candu?

Mendengarkan Musik, Menjaga Kondisi Kesehatan Mental Atau Membuat Candu?
info gambar utama

Halo Kawan GNFI! Tahukah kawan, bahwa mendengarkan musik menjadi salah satu hiburan yang paling murah dan mudah dicari di sela-sela kesibukan aktivitas harian. Bagi Sebagian orang, mendengarkan musik bisa saja merupakan salah satu kegiatan yang sulit dilepaskan dalam kegiatan sehari-hari.

Namun, alunan musik tidak hanya dapat bermanfaat sebagai hiburan saja. Alunan musik sebenarnya juga dapat membantu seseorang untuk memberikan perubahan suasana hati dan bahkan dapat membantu untuk meningkatkan konsentrasi, lho. Sebuah studi telah menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat memberikan efek pada beberapa bagian otak yang bekerja terkait memori dan penglihatan.

Apakah Kecanduan Musik Benar-benar Ada?

Namun, bagaimana jika musik malah menjadi hal yang membuat candu? Para ahli menjelaskan secara resmi bahwa kecanduan mendengarkan musik bukanlah sebagai diagnosis kesehatan mental. Meski begitu, bukan berarti mendengarkan musik secara berlebihan tidak menimbulkan masalah bagi seseorang.

Mengutip dari Healthline News Mendengarkan musik dapat meningkatkan hormon dopamine, yang juga dikenal sebagai hormon “perasaan baik”. Hormon dopamine merupakan senyawa kimia di otak yang berperan untuk menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Hal ini dapat berkaitan dengan rasa kenikmatan saat mendengarkan musik favorit.

Baca juga: Seniman Indonesia Gelar Pameran Khusus Bareng Brand Fesyen Prancis

Kapan Musik Dapat Menjadi Masalah?

Meskipun jarang terjadi, beberapa kebiasaan mendengarkan musik dapat mengarahkan seseorang ke perubahan perilaku, tetapi dampak tersebut tidak akan seburuk kecanduan pada seks dan drugs.

Musik memang dapat mempengaruhi seseorang melakukan aktivitas yang terkadang membutuhkan sebuah pengorbanan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit. Misalnya, kawan mungkin harus mengantri berjam-jam ditengah hujan hanya untuk membeli tiket konser, atau bahkan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari atau menguasai alat musik tertentu.

Salah satu hal yang dapat berdampak buruk bagi tubuh akibat mendengarkan musik adalah ketika kawan mendengarkannya dengan volume yang terlalu tinggi dan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat membuat kerusakan pada pendengaran kita, yang dapat berujung pada tuli atau gangguan pendengaran permanen.

Gejala Penarikan Musik (music withdrawals)

Meninggalkan kebiasaan mendengarkan musik secara tiba-tiba dapat membuat seseorang mengalami gejala ‘penarikan diri’ atau dapat disebut dengan Withdrawal Syndrome. meskipun sebetulnya, hal ini tidak seburuk seperti ketika mencoba untuk berhenti dari kecanduan narkoba atau alkohol.

Beberapa gejala yang mungkin terjadi antara lain perasaan gelisah, kecemasan, kesulitan tidur, kehilangan nafsu makan, bahkan depresi ringan. Hal tersebut dapat terjadi jika seseorang sangat terbiasa mendengarkan musik dalam situasi tertentu seperti saat bekerja, mengerjakan tugas, berkendara, atau sedang bersantai dirumah.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi waktu mendengarkan musik agar tidak terlalu tergantung pada musik dan dapat menghindari ‘penarikan diri’ yang tidak diinginkan.

Baca juga: Keindahan Air Terjun Kiti-Kiti, Fenomena Alam Menakjubkan dari Fakfak

Mengatasi Ketergantungan pada Musik

Jika mendengarkan musik berdampak negatif bagi kehidupan Kawan, maka tidak ada salahnya untuk mengurangi dengan beberapa tips di bawah ini:

Melacak Kebiasaan Mendengarkan Musik

Kawan GNFI dapat mengidentifikasi situasi di mana kamu bisa melakukan aktivitas tanpa mendengarkan musik misalnya saat sedang di kelas atau bekerja dengan klien. Selanjutnya, kawan dapat mencoba untuk mengurangi mendengarkan musik pada situasi-situasi tersebut. Dengan begitu, kamu dapat lebih fokus dan efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan perhatian penuh.

Ubah Cara Mendengarkan Musik

Jika mendengarkan musik terlalu menjadi masalah, maka Kawan dapat mengubah cara dalam mendengarkan musik. Cobalah kurangi jumlah waktu mendengarkan musik sebanyak beberapa menit setiap harinya sampai mencapai target. Jika Kawan mendengarkan musik selama 12 jam sehari, maka target yang bagus adalah mendengarkan musik selama 10 jam sehari.

Setelah mencapai target tersebut, Kawan dapat menentukan target baru. Jika target terlalu sulit untuk dicapai, tentukan target yang dirasa lebih mudah dan jangan merasa terbebani dengan hal ini. Hingga pada akhirnya, Kawan mampu mendengarkan musik selama 3 jam sehari.

Kecilkan Volume-nya

Kelemahan utama mendengarkan musik adalah gangguan pendengaran jika terlalu keras. Kadang kita tidak sadar seberapa tinggi volume-nya, seseorang cenderung memutar musik favoritnya dengan volume lebih tinggi, meskipun sebenarnya itu sama kerasnya.

Jadi, jika Kawan ingin mendengarkan musik favorit lebih baik jika mengecilkan besar kecilnya suara. Jika menggunakan headphone, ingatlah aturan 60-60: dengarkan hanya hingga 60% volume maksimal selama 60 menit sehari.

Gunakan Headphone Over-ear

Para ahli merekomendasikan menggunakan headphone yang menutupi telinga sebagai alternatif lebih aman untuk menghindari gangguan pendengaran. Karena headphone jenis ini mampu memblokir kebisingan latar belakang dan memungkinkan pengurangan volume tanpa terpengaruh oleh suara eksternal yang mengganggu.

Sesuaikan Musik dengan Situasi yang Sesuai

Menyesuaikan musik dengan situasi yang tepat dapat memberikan pengalaman mendengarkan yang lebih bermanfaat. Saat ingin merasa lebih santai dan mengurangi stres, pilihlah musik yang lambat dan menenangkan. Iringan melodi yang lembut dan melow dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.

Ketika sedang belajar atau membutuhkan fokus yang tinggi, musik klasik bisa menjadi pilihan yang baik. Melodi klasik yang tenang dan harmonis diketahui dapat meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki daya ingat. Dan jangan lupakan musik favoritmu!

Musik yang disukai secara pribadi dapat membantu memperbaiki suasana hati yang buruk. Dengarkan lagu-lagu yang menggugah emosi positif dan membuatmu merasa bahagia. Memilih musik sesuai situasi akan memberikan pengalaman mendengarkan yang lebih maksimal dan meningkatkan manfaat yang diperoleh dari musik tersebut.

Baca juga: Ongkek, Sesaji Masyarakat Tengger yang Penuh Makna dan Tak Bisa Sembarangan Dibuat

Mendengarkan musik memiliki manfaat yang signifikan dalam menjaga kondisi kesehatan mental dan membantu dalam perubahan suasana hati serta konsentrasi. Namun, perlu diingat bahwa terlalu banyak mendengarkan musik dan perilaku berlebihan terkait musik dapat menjadi masalah.

Penting bagi Kawan untuk mengelola kebiasaan mendengarkan musik dengan bijak, menghindari risiko gangguan pendengaran, dan membatasi waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan musik. Dengan pendekatan yang seimbang, musik dapat tetap menjadi hiburan yang bermanfaat tanpa menimbulkan ketergantungan yang negatif.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KO
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini