Esensi Peduli Lingkungan, Referensi Media Literasi tentang Lingkungan

Esensi Peduli Lingkungan, Referensi Media Literasi tentang Lingkungan
info gambar utama

Data yang disiarkan oleh BBC Indonesia , mengungkapkan bahwa bumi sedang mengalami krisis, buktinya adalah dengan kenaikan suhu panas bumi. Peneliti mencatat adanya kemungkinan ekskalasi suhu panas bumi sebesar 66% atau 1,5 derajat celcius. Ekskalasi suhu panas bumi ini diakibatkan oleh emisi aktivitas makhluk hidup dan pengaruh El Nino. El Nino dalam keterangan BMKG bermakna peristiwa pemanasan suhu muka laut (SML) di atas normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Kritisnya permasalahan lingkungan ini tercatat dalam laman Earth.org dalam 14 kategori permasalahan dominan, antara lain: pemanasan global, pemerintahan buruk yang berakibat pada buruknya manajemen lingkungan, food waste, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi plastic, penebangan liar, polusi udara, lapisan es yang mencair dan kenaikan permukaan laut, pengasaman laut, kerawanan pangan dan air, fast fashion dan limbah tekstil, penangkapan ikan berlebihan, penambangan kobalt, pertanian yang buruk. Tentu saja data ini menjadi peringatan bagi umat manusia untuk mulai dan terus peduli dengan isu lingkungan. Sebab, perubahan kondisi suhu sedikit banyak dipengaruhi oleh kontribusi aktivitas manusia (emisi).

Baca juga: Gotong Royong Pandawara Group dan Warga Bersihkan Pantai Labuan, Pemda Kecolongan?

Di Indonesia sendiri, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari Katadata yang mengungkapkan berdasarkan hasil laporan Environmental Performance Index 2022 (EPI), skala pelestarian lingkungan Indonesia masih masuk dalam golongan buruk secara regional Asia Pasifik. Prestasi ini terlihat dari indeks nilai yang berada di angka 28,2 dari 100. Indonesia menduduki peringkat ke-164 dari 180 negara.

Esensi Peduli Lingkungan

Lingkungan bersih Foto: Pixabay/LaughingRaven
info gambar

Banyaknya aktivitas manusia yang melibatkan alam selaras dengan dampak yang ditimbulkan. Perluasan lahan, pengambilan manfaat dari keanekaragaman hayati, bangun sana dan sini, dan lainnya. Meskipun AMDAL diregulasikan dan di terapkan oleh sebagian yang “sadar”, kita sebagai manusia perlu mengakarkan pemahaman akan pentingnya menjaga alam. Mengapa? Sebab alam yang baik berbanding lurus dengan kualitas hidup. Berikut adalah 15 esensi peduli terhadap lingkungan mengutip dari Conserve Energy Future

  1. Lingkungan membantu dalam melindungi ekosistem.
  2. Manusia memiliki kewajiban moral untuk melestarikan alam dan keanekaragamannya.
  3. Keanekaragaman hayati adalah bagian penting dari kehidupan di dunia.
  4. Hutan menyediakan bahan mentah untuk berbagai produk konsumen.
  5. Hutan menyediakan habitat bagi berbagai spesies.
  6. Menjaga lingkungan memperpanjang nafas generasi.
  7. Lingkungan efektif dalam menghasilkan rantai makanan yang sukses.
  8. Pepohonan yang merupakan bagian penting dari lingkungan membantu menjaga iklim tetap sejuk
  9. Lingkungan berguna dalam menjaga keseimbangan bumi.
  10. Ekosistem yang seimbang menghasilkan hujan: hutan besar cenderung mempengaruhi pola cuaca sehingga menciptakan iklim mikronya sendiri.
  11. Pohon membantu menjaga kotoran tetap pada tempatnya: Jaringan akar hutan menstabilkan tanah dalam jumlah besar, memperkuat pondasi seluruh ekosistem dari erosi oleh angin atau air.
  12. Memelihara lingkungan memperlambat pemanasan global.
  13. Menjaga lingkungan mengarah pada penciptaan daerah aliran sungai alami.
  14. Lingkungan menyediakan sumber air tanah yang sangat baik.
  15. Menjaga lingkungan menyebabkan lebih sedikit radiasi matahari.
Baca juga:Tak Cuma di Jepang, Wasabi Juga Ditanam di Indonesia

Media Alternatif dengan Fokus Lingkungan

Nah, untuk memperteguh dan memotivasi diri untuk semangat menjaga lingkungan, kita perlu input referensi dan pengetahuan tentang lingkungan. Kawan dapat mengakses beberapa media di Indonesia untuk mendapatkan akses tersebut, antara lain Mongabay, beritalingkungan.com , Forester Act, Klik Hijau, dan Hijauku.

Baca juga: Ikan Batak, Satwa Endemik Danau Toba yang Populasinya Semakin Sedikit


(pastikan sertakan sumber data berupa tautan asli dan nama jika mengutip suatu data)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini