Namira Purba dan Prosesnya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan

Namira Purba dan Prosesnya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan
info gambar utama

Jumlah penduduk Indonesia hingga saat ini mencapai 275,77 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, tentunya membuat indonesia masuk ke dalam jajaran negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Namun, berdasarkan jumlah yang besar ini, justru tidak menjamin kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

Pasalnya dari sebagian besar penduduk di negara kita tercinta. Masih banyak ditemukan masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Persoalan tersebut dibuktikan langsung oleh pernyataan Namira Purba, sosok perempuan lulusan Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, yang juga merupakan seorang aktivis lingkungan ini mengaku bahwa di daerah tempat tinggalnya yang berada di daerah Bukit Lawang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara masih banyak ditemukan sampah yang bertebaran akibat kurangnya kesadaran masyarakat.

”Sebagai lokasi destinasi wisata yang memiliki banyak sumber daya alam yang melimpah, masih banyak ditemukan sampah yang bertebaran di sekitar lingkungan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya peran pemerintah dan masyarakat dalam hal memanajemen sampah yang ada, sehingga masih banyak ditemukan sampah-sampah yang bertebaran hingga masih ada ditemukannya masyarakat yang membuang sampah ke sungai,” ungkap Namira Purba, ditemui di tempat.

Apa itu Lucky Girl Syndrome? Tren Baru Afirmasi Positif

Melihat kurangnya kepedulian masyarakat sekitar dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab Namira sebagai seorang aktivis lingkungan untuk dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Oleh karena itu sebagai usahanya dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, Namira mendirikan komunitas Yayasan Sayap Proyek Indonesia.

Yayasan Sayap Proyek Indonesia atau yang juga dapat dikenal sebagai Project Wings Sumatra berdiri pada 30 Maret 2020 dan berlokasi di Desa Timbang Jaya Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Organisasi ini merupakan organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

Dengan berdirinya Yayasan Sayap Proyek Indonesia, Namira ingin organisasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, Namira bersama Yayasan Sayap Proyek Indonesia melakukan kegiatan berupa kampanye atau melakukan sosialisasi mengenai lingkungan kepada masyarakat.

“Upaya kita dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dari rumah ke rumah yang juga diikuti dengan pembagian tempat sampah dan pengutipan sampah organik maupun non-organik masyarakat dari rumah ke rumah,” jelasnya.

Selain itu, Yayasan Sayap Proyek Indonesia juga memiliki divisi edukasi yang ditujukan untuk anak-anak generasi penerus bangsa sebagai tempat untuk belajar serta dapat mengedukasi anak-anak generasi tersebut mengenai pentingnya menjaga lingkungan sehingga nantinya dapat menciptakan kesadaran bagi mereka mengenai pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.

Berapa Lama Sampah Bisa Terurai? Ada yang Sampai Jutaan Tahun!

Tidak hanya sampai di situ, yayasan tersebut memiliki kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat membantu terbentuknya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Seperti melakukan kegiatan ecobrick sebagai bentuk daur ulang sampah yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pengganti pada bangunan, mengadakan bank sampah yang nantinya dapat memberikan penghasilan kepada masyarakat, melaksanakan aksi bersih hingga penanaman pohon secara bersama juga turut dilakukan Yayasan Sayap Proyek Indonesia agar dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

Namun, segala hal yang telah dilakukan tersebut tidaklah semudah yang dipikirkan oleh kebanyakan orang. Berbagai komentar, kritikan dan ragam sifat masyarakat yang tidak menerima upaya-upaya yang Namira dan institusi yang didampinginya untuk berdampak turut menjadi suatu tantangan yang diungkapkan oleh Namira dalam menjalankan segala program yang sudah disiapkan.

“Untuk tantangan tentunya pasti ada dan itu tidak semudah yang dipikirkan. Tantangannya sendiri salah satunya dari masyarakat, apalagi kita memiliki suatu project yang besar tidak semua masyarakat menyukai project yang kita lakukan. Sehingga tidak semua masyarakat yang ikut ambil peran dalam aksi peduli lingkungan, walaupun dalam aksi tersebut yang dibersihkan merupakan lingkungannya sendiri akan tetapi masih ada masyarakat yang tidak sadar dan menganggap bahwa hal tersebut bukan merupakan tanggung jawab mereka. Selain itu ketika kita melakukan sosialisasi juga tidak semudah itu dapat mereka terima,” tutupnya.

Oleh karena itu, jika semua orang tidak memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, bukan tidak mungkin bahwa anak-anak generasi yang akan datang tidak akan menikmati keindahan dan kekayaan alam yang diciptakan oleh tuhan.

Maka dari itu sangat diperlukan orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan agar tetap dapat menjaga kelestarian lingkungan dari sampah seperti halnya melakukan daur ulang sampah menjadi barang yang memiliki nilai dan manfaat yang besar bagi banyak orang. Salam Lestari!

*ditulis oleh tim The Influitive Publisher

Jenang Salak Buah Tangan Khas Banjarnegara yang Mampu Menembus Pasar Luar Negeri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
KO
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini