UNESCO Tetapkan Arsip Pidato Bung Karno sebagai Memori Dunia

UNESCO Tetapkan Arsip Pidato Bung Karno sebagai Memori Dunia
info gambar utama

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan arsip pidato Bung Karno sebagai Memory of The World (MoW) atau Memori Kolektif Dunia.

Dilansir dari Antara, Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Rieke Diah Pitaloka menyampaikan hal tersebut telah diputuskan berdasarkan sidang Pleno Executive Board UNESCO pada 10 hingga 24 Mei 2023.

Adapun arsip pidato Presiden Pertama RI itu berjudul To Build The New World, disampaikan dalam sidang Umum PBB pada 1960 silam.

Selain pidato Bung Karno, arsip gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd tahun 1961 juga didaftarkan sebagai Memori Kolektif Dunia oleh Indonesia, Algeria, Mesir, India, dan Serbia. Bersamaan dengan ini pula, Indonesia dan Belanda mendaftarkan tiga manuskrip Hikayat Aceh abad 15-17 ke UNESCO.

Tinta Emas Abad 20

Sementara itu, arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) yang terdiri dari potret para delegasi hingga rekaman pidato, diketahui lebih dulu tercatat dalam Memory of The World UNESCO pada 8 Oktober 2015.

Pemerintah Indonesia menyebut arsip KAA, pidato Bung Karno dan gerakan Non-Blok Pertama sebagai Tinta Emas Abad 20.

Arsip-arsip bersejarah tersebut menjadi ingatan kolektif, tak hanya bagi Bangsa Indonesia melainkan juga dunia. Indonesia pun dapat menggunakannya sebagai petunjuk kehidupan bangsa saat ini dan masa yang akan datang.

Ketiga arsip tersebut merupakan kapital simbolik bagi Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan. Hal ini juga bisa menjadi pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa.

4 Geopark Indonesia Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark, Apa Saja?

Mempreservasi fakta peradaban

Bersumber dari Kumparan.com, Memory of The World (MoW) merupakan salah satu program UNESCO sebagai sarana yang mempreservasi fakta-fakta peradaban manusia lampau. Salah satunya berupa manuskrip.

Data-data pendukung kesejarahan tersebut dikumpulkan dalam bentuk warisan budaya terdokumentasi (documentary heritage). Memory of The World menjadi kesempatan kelestarian warisan bersejarah serta warisan budaya dunia, utamanya kekayaan sastra klasik.

Sampai saat ini, terdapat 45 yang tergabung dalam anggota Komite program Memory of The World, termasuk Indonesia. Komite MoW Indonesia berada di bawah naungan LIPI yang beranggotakan pakar-pakar dari berbagai instansi.

Di Perpustakaan Nasional RI sendiri telah menyimpan lebih dari 10.000 naskah kuno dari seluruh aksara Indonesia. Tiga di antaranya, yakni Babad Diponegoro, Nagarakertagama, dan I La Galigo berhasil mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Memori Kolektif Dunia.

Tak hanya memfasilitasi preservasi warisan budaya terdokumentasi, Program MoW juga bertujuan untuk menciptakan kesadaran yang lebih besar akan eksistensi dan pentingnya warisan budaya ini.

Indonesia Akhirnya Resmi Daftarkan Kebaya ke UNESCO Bersama 4 Negara ASEAN Lain

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini