Akan Beroperasi Juli 2023, Ini Sederet Fakta Menarik LRT Jabodebek

Akan Beroperasi Juli 2023, Ini Sederet Fakta Menarik LRT Jabodebek
info gambar utama

Tidak lama lagi, masyarakat Jakarta dan sebagian wilayah sekitarnya akan punya moda transportasi umum baru, yakni Light Rail Transit alias LRT Jabodebek.

Apa itu LRT? PT Adhi Karya (Persero) selaku pelaksana proyek pembangunan LRT menjelaskan jika LRT merupakan "moda layanan transportasi penumpang yang beroperasi diatas rel ringan." Di sini, istilah "ringan" mengacu kepada sistem konstruksinya yang diperuntukkan bagi beban ringan yang gerakan cepat.

Di sejumlah kawasan yang dilalui rute LRT Jabodebek, sudah terlihat jalur yang membentang panjang. Di beberapa titik juga bisa terlihat kereta sedang diparkir. Ya, pembangunan LRT Jabodebek memang sudah memasuki tahap akhir dan direncanakan bisa mulai beroperasi dalam waktu dekat ini.

Ya, tahap uji coba trial run LRT telah dilakukan beberapa waktu lalu. Namun untuk bisa dioperasikan secara penuh untuk mengangkut penumpang, masyarakat masih perlu menunggu sebentar lagi. Nantinya, tahap uji coba dengan penumpang akan dilakukan pada Juli 2023, lalu LRT akan beroperasi penuh secara komersial pada Agustus.

MRT Bekasi Segera Dibangun Tahun 2024

1. Proyek Strategis Nasional

LRT merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional. Apa itu?

Proyek Strategis Nasional atau PSN merupakan proyek pembangunan infrastruktur yang dinilai strategis dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan
masyarakat, serta pembangunan di daerah. Perlu diketahui, tidak semua proyek infrastruktur digolongkan sebagai PSN.

LRT Jabodebek adalah salah satu PSN. Sebagaimana dicatat oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dalam laman resminya, LRT Jabodebek merupakan merupakan satu dari 16 proyek perkeretaapian yang ada dalam PSN. Ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 21 Tahun 2022.

Dengan dimasukkannya ke dalam daftar PSN, maka bisa dibilang keberadaan LRT Jabodebek sangat penting bagi kehidupan masyarakat.

2. Bukan yang Pertama

LRT Jabodebek ternyata bukan LRT pertama di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia sudah punya LRT lain yang melayani masyarakat.

LRT pertama ada di Palembang, Sumatera Selatan. LRT ini telah beroperasi sejak tahun 2018 lalu, bersamaan dengan momen Asian Games yang digelar di Jakarta dan Palembang.

LRT Palembang melayani rute dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II hingga area Jakabaring yang juga dikenal sebagai kompleks olahraga besar. Ada 13 stasiun yang dijangkau LRT ini di mana stasiun tersebut juga terintegrasi dengan layaban bus Trans Musi.

Kemudian, satu LRT lain ada di Jakarta. LRT ini bisa dibilang punya rute yang tergolong pendek. Rute ini hanya melayani Pegangsaan Dua sampai Velodrome dengan melewati enam stasiun. LRT Jakarta mulai beroperasi sejak Desember 2019.

3. Kereta Buatan Lokal

Apakah kereta LRT adalah buatan Jepang seperti kereta Commuter Line? Pertanyaan satu ini bisa membuat penasaran.

Jawabannya adalah Tidak. Sebab, kereta LRT adalah buatan lokal. Produksinya dilakukan oleh PT INKA. Dipilihnya kereta buatan lokal ini dalam rangka memenuhi komponen dalam negeri dengan ekosistem industri kereta api nasional.

Bukan hanya rangkaian keretanya saja yang buatan lokal, namun sarana pendukungnya pun demikian. Laman Sekretariat Kabinet mencatat bahwa BUMN dan perusahaan lokal saling bersinergi dalam proyek ini. Sementara PT INKA bertindak sebagai pelaksana kerja design, engineering, dan manufakturnya, ada pula perusahaan multinasional berkelas dunia yang menggarap Operation Control Centre (OCC) yang berfungsi untuk memantau dan mengatur sistem persinyalan, power system, serta pusat telekomunikasi.

4. Melintasi 2 Provinsi dan 5 Kota

Sesuai namanya, LRT Jabodebek adalah moda transportasi yang disediakan bagi masyarakat yang berpergian di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Rute LRT ini memang melintasi dua provinsi dan lima kota.

Dua provinsi tersebut yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat. Adapun lima kota yang dilalui adalah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Depok, dan Bekasi.

Berikut daftar stasiun LRT Jabodebek di setiap kota:

Jakarta Pusat: Dukuh Atas
Jakarta Selatan: Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko
Jakarta Timur: Ciliwung, Cawang, Taman Mini, Kampung Rambutan, Ciracas, Halim
Depok: Harjamukti
Bekasi: Jatibening, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, Bekasi Timur.

5. Jalur Full Elevated

Jika Anda melihat langsung jalur LRT saat ini, akan terlihat jika letaknya berada di pinggir jalan tol atau jalan arteri. Jalur LRT membentang dengan tiang-tiang tinggi di sepanjang jalan.

LRT Jabodebek dibuat dengan sepenuhnya menggunakan jalur layang atau elevated. Tidak ada jalur yang dibuat langsung di permukaan tanah meski hal di beberapa negara ada jalur LRT yang seperti demikian. Ada pertimbangan khusus mengapa jalur LRT Jabodebek dibuat secara melayanf.

PT Adhi Karya menyampaikan jika setidaknya ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, misalnya kemacetan dan keamanan. Terkait kemacetan, jalur melayang tidak akan menganggu arus lalu lintas yang sudah ada. Contoh bagaimana jalur kereta nonlayang bisa berdampak kepada arus lalu lintas adalah kereta api. Saat kereta api melewati perlintasan sebidang, maka semua kendaraan di jalan tersebut harus berhenti sejenak sampai kereta api lewat.

Jalur LRT yang melayang juga bisa meminimalisir potensi kecelakaan. LRT yang jalurnya terpisah membuat resiko tabrakan dengan kendaraan lain dan pejalan kaki menjadi ditekan. Ini menjadi penting mengingat kecelakaan di perlintasan sebidang cukup sering terjadi, terutama disebabkan oleh pengendara yang tidak disiplin.

Di samping itu, jalur LRT layang tidak membutuhkan banyak pembebasan lahan. Dengan demikian, jalur layang lebih efisien dari segi biaya. Banyaknya flyover dan jembatan di berbagai titik pun membuat membangun jalur LRT layang menjadi pilihan tepat.

6. Tanpa Masinis

Salah satu fitur canggih yang dimiliki LRT Jabodebek adalah kemampuannya berjalan tanpa masinis. Tak seperti kereta pada umumnya, perjalanan kereta tidak dikendalikan dari dalam kereta itu sendiri, melainkan dari satu tempat yang terpusat.

Seperti dilaporkan laman Kompas TV, LRT Jabodebek bisa berjalan tanpa masinis karena adanya teknologi bernama communication-based train control (CBTC) dengan grade of automation (GoA) level 3.

CBTC adalah pengoperasian berbasis komunikasi yang memungkinkan kereta untuk beroperasi sendiri dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dengan pengawasan secara otomatis dari pusat kendali. Sementara itu, GoA level 3 adalah tidak adanya masinis, namun masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk melayani penumpang dan bersiaga untuk situasi darurat.

7. Rute Akan Ditambah

Rute LRT Jabodebek yang saat ini disiapkan untuk mulai operasi pada Juli nanti hanyalah bagian kecil dari rencana pengembangan moda transportasi tersebut. Sebab, rute LRT diproyeksikan akan diperpanjang dengan jangkauan yang lebih luas.

Hal iti sebagaimana sempat diutarakan oleh Kepala Divisi LRT Jabodebek KAI Mochamad Purnomosidi. Ia menjelaskan bahwa LRT Jabodebek akan menjangkau sejumlah wilayah di Jakarta seperti Senayan dan Grogol, juga sampai ke Bogor. Rencana perluasan rute dan jangkauan LRT Jabodebek tersebut sebagaimana tertuang dalam Perpres No 98/2015 dan Perpres No 49/2017.

“Kalau melihat Perpres, rute berikutnya itu ke Cibubur hingga Bogor. Kemudian, Dukuh Atas sampai Palmerah, Senayan, dan Grogol," ujar Purnomosidi, dikutip dari Bisnis.com.

Mengenal DINA, Robot Pintar di Stasiun MRT yang Bantu Penumpang



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini