Batik Sumari, Karya Orang Batu yang Menarik Perhatian Masyarakat Dunia

Batik Sumari, Karya Orang Batu yang Menarik Perhatian Masyarakat Dunia
info gambar utama

Pada Expo Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusantara Batu Hybrid Event yang diselenggarakan pada tahun 2022 silam memunculkan banyak UMKM andalan salah satunya adalah batik khas Kota Batu milik Sumari.

Batik Sumari menarik perhatian pengunjung karena memiliki ciri khas tersendiri yakni buah apel dan jeruk punten. Tidak hanya buah, Sumari juga meletakkan ornamen tambahan lain di batiknya, seperti seorang penari di kebun apel dengan hiasan anggrek.

Romantika Batik Banyumasan yang Pernah Kemilau di Tanah Jawa

“Warna merah dengan perpaduan oranye ini supaya greget, sedangkan yang hijau dan biru ini supaya lebih tenang dan enak dilihat,” ucap Sumari sambil menunjukkan batiknya yang dimuat Times Indonesia.

Sumari juga menggambar motif anak0anak pada batiknya. Sehingga batiknya semakin digemari siapa saja bukan hanya pasar lokal namun juga internasional. Bahan pewarna alami yang dipergunakan semakin membuat batik buatannya semakin indah.

Gunakan bahan alami

Batik Sumari yang berasal dari Kota Batu Batik, Jl Arjuna Gang 3 RT 14, RW 3, Dusun Ngujung, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji ini selalu menggunakan bahan kimia yang dicampur dengan menggunakan pewarna organik.

Dirinya memanfaatkan bahan dari kulit apel, daun alpukat, daun teh, wortel hingga mawar. Hal ini dilakukan selain untuk menambah corak warna batik, pewarna alami ini akan membuat karyanya akan semakin awet dan menyehatkan pemakainya.

Melacak Batik Batang yang Diduga Sudah Digunakan di Zaman Raden Wijaya

Sumari mengaku tak khawatir karyanya akan dibajak oleh orang lain. Malah dia mengatakan bangga bisa memberikan motivasi bagi pembatik lainnya untuk terus berkarya. Karena baginya kreativitas tidak bisa dibajak.

“Saya memulai membuat usaha ini sekitar tahun 2003, saya suka membuat motif khas Batu seperti apel dan bunga,” kata Sumari.

Mendunia

Karena menggunakan pewarna organik sehingga proses pewarnaan batiknya membutuhkan waktu yang cukup lama, berkisar tiga bulan dan tentu saja bergantung pada kerumitan motif yang dibuatnya.

Lamanya proses pewarnaan ini, dikarenakan dia harus mengulang beberapa kali prosesnya, berbeda dengan perlakukan membuat batik dengan pewarna kimia. Sehingga hal ini juga berpengaruh kepada harganya.

Kok Bisa? Ada Batik dan Kebaya dalam Pernikahan 'Crazy Rich Thailand'

Harga batiknya pun bervariasi tergantung bahan proses dan kualitas kain. Batik berukuran lebar 1,2 meter dengan panjang 2 meter bisa dijualnya dari rentang harga Rp100 ribu sampai Rp50 juta.

“Satu bulan saya bisa menghasilkan batik kurang lebih 200 lembar,” ujarnya.

Batik Sumari ini sangat terkenal di Negeri Kincir Angin Belanda. Dirinya mengungkapkan para pembeli batiknya kebanyakan merupakan warga asal Belanda. Tak hanya membeli, warga Belanda juga ikut belajar.

“Pembelinya orang Belanda dan ternyata batik khas Kota Batu dengan motif apel sangat terkenal di Belanda,” ungkapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini