Tradisi Badoncek, Cara Rakyat Minangkabau Bersolidaritas Danai Perantau

Tradisi Badoncek, Cara Rakyat Minangkabau Bersolidaritas Danai Perantau
info gambar utama

Masyarakat Minangkabau, khususnya Padang Pariaman punya tradisi saling gotong royong untuk warganya yang dinamakan Badoncek. Tradisi ini bertujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat.

Dana yang dapat dikumpulkan ini nantinya akan digunakan demi kepentingan adat, sosial, dan agama. Hal ini sangat berguna demi mengatasi persoalan dana yang tidak bisa diatasi secara perorangan.

Nagari 1000 Menhir, Jelajah Kampung Leluhur Masyarakat Minangkabau

Dinukil dari Antara, tradisi ini lahir karena sebuah falsafah Minang yakni Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang. Falsafah ini memiliki arti yakni berat sama dipikul dan ringan sama-sama harus dijunjung.

Biasanya tradisi Badoncek ini dilakukan ketika acara halal bihalal atau tepatnya saat para perantau kembali ke kampung halaman. Para perantau ini kemudian bersaing memberikan sumbangan terbaik sebagai wujud cinta kepada kampung halamannya.

“Tak hanya persaingan dalam memberikan sumbangan, dalam tradisi ini juga memperlihatkan eksistensi dan keberhasilan seseorang di tanah rantau. Artinya, seberapa kaya dirinya ketika bersaing untuk memberikan sumbangan,” jelas Adrian Juliano.

Mengenal Badoncek

Kegiatan Badoncek berasal dari kata doncek yang memiliki arti melompat atau melempar. Hal ini bermaksud uang yang diberikan dengan cara melemparkannya ke atas meja, dilakukan secara terbuka dan disaksikan khalayak ramai.

Sementara itu istilah canang/janang mengacu kepada seseorang yang sangat mahir memainkan kata untuk menarik perhatian para penonton. Canang menjadi pusat perhatian dalam kegiatan Badoncek.

“Ia harus mampu menarik hati, perasaan dan emosi penonton agar sumbangan yang diberikan bisa lebih banyak lagi,” tulis Jihan Raffah Syafni dalam Kearifan Lokal Minangkabau dalam Tradisi Lisan “Badoncek” di Pariaman.

Songket Canduang, Kain Tenun Minangkabau yang Diupayakan untuk Hidup Kembali

Karena Badoncek diadakan pada malam hari, biasanya tamu yang masih tersisa adalah kerabat dekat dan masyarakat setempat. Mereka inilah yang akan terlibat langsung sebagai peserta Badoncek.

Biasanya semakin tinggi status sosialnya, semakin banyak uang yang akan terkumpul. Melalui tradisi ini akan terlihat prestise sebuah keluarga di tengah masyarakat. Apalagi setelah uang terkumpul canang akan mengumumkan besaran uang yang diperoleh.

Bersaing kumpulkan dana

Pada artikel berjudul Badoncek dalam Tradisi Masyarakat Padang Pariaman Sumatra Barat disebutkan masyarakat Minangkabau bisa mengumpulkan uang dalam jumlah nominal yang cukup besar.

Tetapi hal ini juga tergantung dari keahlian Tukang Janang yang memainkan perannya. Awalnya Tukang Janang akan memanggil nama warga secara acak. Kemudian nama yang disebutkan akan menyumbangkan uang yang dimilikinya.

Setelah seluruh dana berhasil dikumpulkan, nantinya akan digunakan untuk membangun masjid hingga membangun sarana dan prasarana lainnya. Biasanya tujuan pengambilan dana ini sudah disampaikan terlebih dahulu.

Darma Perempuan dalam Menundukkan Lidah Tamu Kehormatan Kerajaan Pagaruyung

“Saat bersorak, Tukang Janang akan mengucapkan ‘sia lai’ dan ‘sakatek baru’. Dia juga membawa katidiang (keranjang anyaman),” paparnya.

Pada tradisi Badoncek ini sangat terlihat sekali semangat kebersamaan, dan nilai gotong royong di dalamnya. Hal ini sebagai wujud hubungan sosial yang erat antar sesama masyarakat khususnya bagi perantau.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini