Upaya Warga Kaligesing Merawat Pohon Demi Cegah Bencana Longsor

Upaya Warga Kaligesing Merawat Pohon Demi Cegah Bencana Longsor
info gambar utama

Kecamatan Kaligesing yang berada di lereng perbukitan Menoreh dikelilingi dengan lereng-lereng curam dengan kemiringan 45 derajat. Karena itu salah satu daerah dari sembilan Kecamatan di Kabupaten Purworejo tersebut rawan bencana longsor.

Karena itulah pohon dan aneka tanaman menjadi sebuah sumber kehidupan, selain telah memberi penghidupan bagi ternak kambing milik warga, beragam tanaman yang tumbuh sejak puluhan tahun itu menghindarkan masyarakat dari ancaman bencana longsor.

Pelepasliaran Macan Tutul Wahyu Demi Keragaman Genetik TNGHS

Saman, salah satu warga Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing mengungkapkan bahwa kebutuhan pangan selalu tersedia di hutan. Di Desa Kaligono, kepemilikan areal hijau berkisar seperempat hingga satu hektare per keluarga.

Sejak tahun 1970-an, Dinas Peternakan Kabupaten Purworejo mengimbau para petani agar tidak sekadar melakukan penghijauan, berupa rumput. Namun juga menanam jenis tanaman lain yang berakar kuat, seperti kaliandra, kelereside, dan lantorogung.

“Selain bernilai gizi lebih bagus untuk ternak kambing, jenis tanaman seperti kaliandra dapat diandalkan dalam mencegah erosi,” ujar Saman yang dimuat Kompas.

Giat bertanam

Poniji, Kepala Urusan Umum Desa Pandanrejo mengatakan kebiasaan bertanam juga dilakukan oleh masyarakat desa lainnya di Kecamatan Kaligesing. Dirinya menyebut sudah sejak lama warga Desa Pandanrejo giat menanam berbagai jenis tanaman.

“Selain membeli sebagian, warga bahkan sudah menyemaikan dan membuat benih tanaman yang akan ditanamnya sendiri,” ujarnya.

Dengan semangat menanam tanaman yang mencegah ancaman bencana longsor. Desa Pandanrejo bahkan pernah meraih gelar juara dalam lomba penghijauan desa di tingkat nasional pada tahun 1980-an.

Peran JCI Indonesia Dukung SDGs Zero Waste Zero Burning Guna Hadapi Perubahan Iklim

Belakangan petani juga mulai menanam aneka tanaman keras seperti sindaklaret, mahini, albasia, turi, dan nangka. Manfaat yang diperoleh juga sangat tinggi karena selain untuk hewan ternak, tanaman ini bisa dimanfaatkan manusia untuk dimakan.

“Daun muda dari sindalkaret dan turi dapat dimasak dan dimakan oleh manusia, sedangkan daun yang sudah tua dapat menjadi pakan ternak kambing. Khususnya untuk pohon nangka, hasil panen buahnya dapat dikonsumsi manusia dan daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak kambing,” ujar Poniji.

Sanksi tegas

Budaya menanam pohon ini terus dipupuk warga, Poniji mengatakan kelompok tani akan menjatuhkan sanksi tegas bagi setiap anggota kelompok yang ketahuan membiarkan ternaknya memakan tanaman di lahan petani lain.

“Sanksi ini sengaja kami terapkan agar setiap warga terpacu untuk memiliki lahan sendiri dan rajin menanaminya dengan aneka tanaman demi kebutuhannya sendiri,” ujarnya.

Puji Atmoko, petugas penyuluh lapang (PPL) Peternakan di Kecamatan Kaligesing mengatakan kegiatan peternakan di Kecamatan Kaligesing selalu diupayakan selaras dengan kelestarian lingkungan dan pertanian.

Keindahan Air Terjun Kiti-Kiti, Fenomena Alam Menakjubkan dari Fakfak

Bahkan kegiatan menanam pohon semakin gencar dilaksanakan setelah pada tahun 1991 dan 2001 pernah terjadi dua kali longsor di Desa Hulosobo dan Desa Telogorejo yang akhirnya merenggut nyawa hingga puluhan orang.

“Sejak tahun 2001 hingga sekarang, kejadian longsor hanya berupa longsoran kecil, yang menutupi sebagian kecil jalan dan tidak pernah lagi menimbulkan korban manusia atau kerusakan bangunan rumah penduduk,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini