DAGUSIBU Obat: Upaya Mencegah Medication Error

DAGUSIBU Obat: Upaya Mencegah Medication Error
info gambar utama

Pernahkah Kawan mendengar istilah swamedikasi? Bukan hanya tenaga kesehatan, ibu rumah tangga pasti pernah membaca artikel mengenai swamedikasi dalam rangka mencari obat yang cocok untuk sakit ringan seperti demam atau flu. Lantas, apa itu swamedikasi?

Swamedikasiadalah upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dalam rangka mengatasi keluhan-keluhan penyakit ringan yang dialami sebelum memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan kesehatan/petugas kesehatan. Alih-alih berobat langsung ke rumah sakit, masyarakat akan cenderung untuk beristirahat di rumah ataupun mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas di apotek.

Suherman dan Febrina (2019) melakukan penelitian terkait alasan dilakukannya swamedikasi. Terdapat empat alasan utama, yakni adanya perkembangan teknologi untuk mencari informasi terkait obat yang dibutuhkan sehingga tidak perlu mendapatkan obat dari dokter, mahalnya biaya pengobatan ke rumah sakit atau dokter, tidak cukupnya waktu yang dimiliki untuk berobat, dan kurangnya akses ke fasilitas–fasilitas kesehatan.

Ciri Obat Tidak Layak Konsumsi Lagi, Kamu Harus Hati-hati!

Pentingnya Pengetahuan Pelaksanaan Swamedikasi yang Benar

Swamedikasi merupakan hal yang umum dan sah-sah saja untuk dilakukan. Namun, tindakan ini tetap harus dilakukan dengan memperhatikan penyakit yang dialami, dalam pelaksanaannya pun harus memenuhi tata cara pemakaian obat yang benar. Mulai dari tempat asal didapatkannya obat, penggunaan dan penyimpanannya, sampai tata cara pembuangannya.

Apabila Kawan tidak memahami tata cara pelaksanaan swamedikasi dengan benar, maka hal ini dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan atau yang umum disebut medication error. Medication error dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dalam pengobatan, seperti obat-obatan yang tidak bekerja maksimal, penggunaan dosis yang tidak tepat, penyimpanan yang tidak benar, dan pembuangan obat secara sembarangan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 35,2% rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi. Hal ini menyebabkan pengetahuan akan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) obat menjadi penting untuk dipahami oleh masyarakat agar tidak terjadi medication error.

Pengetahuan ini tidak dapat diketahui secara mandiri apabila tidak adanya keinginan ataupun inisiatif dari masyarakat umum, perlu adanya peran dari tenaga kefarmasian yang lebih paham mengenai bagaimana DAGUSIBU obat yang baik dan benar sebagai bentuk sikap tanggung jawab terhadap masyarakat.

Konsep Program DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) Obat

DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) adalah Program Gerakan Keluarga Sadar Obat buah pikiran Ikatan Apoteker Indonesia dalam rangka untuk mencapai pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan obat dengan benar. Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik termasuk informasi tentang penanganan obat yang benar.

Untuk itu, DAGUSIBU menjadi salah satu upaya peningkatan kesehatan bagi masyarakat yang diselenggarakan melalui kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga kefarmasian. Pelayanan kesehatan yang dapat diberikan antara lain dengan melakukan kegiatan pemberian informasi tentang penggunaan dan penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

1. Dapatkan Obat dengan Benar

Cara terbaik untuk mendapatkan obat adalah dengan membelinya dari apotek atau toko obat berlisensi. Pengelolaan obat di apotek menjamin keandalan, keamanan, dan pengiriman obat kepada pasien dalam kondisi baik. Masyarakat harus mengetahui bahwa apotek atau toko obat yang mereka kunjungi memiliki persetujuan regulator dan tersedia apoteker yang akan membantu mereka mendapatkan informasi lengkap mengenai obat untuk manfaat yang optimal.

2. Gunakan Obat dengan Benar

Penjelasan selanjutnya adalah cara menggunakan obat dengan benar. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

  • Mengetahui golongan obatyang tertera dalam kemasan.
  • Mengetahui seluk beluk mulai dari kandungan, kegunaan atau dosis, cara pemakaian, dan efek samping obat yang akan dikonsumsi. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanya kepada apoteker saat hendak membeli obat.
  • Membaca informasi yang tertera pada brosur atau kemasan obat terlebih dahulu sebelum mengkonsumsinya.
Serai: Tanaman Obat dan Bumbu dari Negeri Tropis Asia Tenggara

3. Simpan Obat dengan Benar

Cara untuk menghindari kerusakan obat adalah dengan menyimpan obat dengan benar sesuai petunjuk penyimpanan yang terdapat pada kemasan atau leaflet. Penyimpanan merupakan hal yang harus diperhatikan karena kualitas produk bisa rusak jika penyimpanannya tidak tepat. Penyimpanan obat yang tepat harus memperhatikan suhu, cahaya, kelembaban dan oksigen tempat penyimpanan.

4. Buang Obat dengan Benar

Bila obat sudah kadaluarsa atau rusak, maka obat tidak boleh dikonsumsi lagi, maka harus dibuang. Obat tidak boleh dibuang sembarangan supaya tidak disalahgunakan. Tahapan dalam membuang obat adalah sebagai berikut:

  • Lihat instruksi pembuangan yang dianjurkan untuk obat tersebut.
  • Obat-obatan tertentu ada yang disarankan untuk dibuang ke toilet atau saluran air. Metode ini dipilih dengan pertimbangan bahwa cara tersebut dianggap metode yang paling tepat dengan tingkat keamanan yang paling optimal.
  • Bila tidak ada instruksi khusus, obat dapat dibuang ke tempat sampah dengan catatan informasi tentang obat tersebut harus dihilangkan, kemudian obat dikeluarkan dari kemasan aslinya.
  • Obat-obatan yang telah rusak atau kadaluarsa dicampur dengan air, garam, kotoran, pasir, ampas kopi, atau bahan-bahan lain yang tidak diinginkan. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengambilan obat oleh orang lain (misalnya pemulung), anak kecil, hewan, dan sebagainya.
  • Letakkan obat-obatan yang akan dimusnakan dalam wadah tertutup.
  • Kemasan obat yang akan dimusnakan seperti botol yang sudah tidak terpakai harus dihilangkan dulu semua informasinya.

Penerapan program DAGUSIBU menjadi penting karena dapat meminimalisir terjadinya kesalahan penggunaan obat dan memaksimalkan efek dari obat yang dikonsumsi. Mengingat pentingnya program ini maka perlu dilakukan penyuluhan secara konsisten.

Jintan Hitam, Tanaman Obat untuk Segala Jenis Penyakit Kecuali Kematian

Kegiatan penyuluhan ini tentunya harus tetap dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama masyarakat yang minim mendapatkan informasi agar tidak terjadi medication error yang dapat membahayakan dan berdampak negatif. Dalam hal ini, peran tenaga kefarmasian serta inisiatif mahasiswa farmasi sangat diperlukan untuk membantu masyarakat memahami DAGUSIBU.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini