Jelajah Kecamatan Muncar, Pemasok Ribuan Ikan Sejak Zaman Hindia Belanda

Jelajah Kecamatan Muncar, Pemasok Ribuan Ikan Sejak Zaman Hindia Belanda
info gambar utama

Muncar merupakan daerah di kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, letaknya berada di pesisir selat Bali. Pada masa silam, Muncar biasanya dirujuk sebagai pelabuhan di Teluk Pangpang, bagian dari Kerajaan Blambangan.

Kini Muncar berkembang sebagai salah satu pelabuhan ikan terbesar yang berada di Nusantara. Suhiran merupakan salah satu nelayan yang menikmati melimpahnya ikan di kawasan pelabuhan tersebut.

Hari Nelayan Nasional: Bukan Lagi Waktunya Mencari Ikan

Dirinya merupakan orang Bugis, kakek buyutnya datang ke Muncar jauh sebelum masa kemerdekaan. Tidak hanya Bugis, kampung-kampung nelayan di Muncar juga dipenuhi pendatang, seperti orang Madura, Jawa, dan Mandar.

“Muncar memang penuh dengan pendatang. Ratusan tahun lalu suku Madura, Bugis, Mandar, Melayu, China, Jawa, hingga kongsi dagang Inggris dan pasukan Belanda datang ke tempat ini untuk mencari kekayaan Blambangan, berdagang, dan merebut kekuasaannya,” ucap Siwi Yunita Cahyaningrum dalam Tanah Air: Muncur, Pergulatan di Ujung Timur Pulau Jawa yang dimuat Kompas.

Kehadiran para nelayan

Kehadiran para pelaut dari Bugis dan Madura ke Muncar telah tercatat dalam buku Ujung Timur Jawa 1763-1813: Perebutan Hegemoni Blambangan. Buku yang ditulis sejarawan Universitas Gadjah Mada, Sri Margana mengisahkan kapal English East India Company.

Kapal kompeni dagang Inggris ini merapat ke Blambangan pada Agustus 1766. Mereka membawa pelaut Bugis dan Madura di dalam ratusan perahu kecil. Pedagang Inggris itu menukar opium, senjata api, dan 2 ton bubuk mesiu dengan 10 koyan beras dan kerbau.

Perdagangan yang dibuka oleh Inggris itu membuat orang-orang China, Melayu dan Mandar tertarik datang. Sebelum Inggris, pasukan dari Mataram, Bali, Belanda lebih dahulu memasuki wilayah Blambangan.

Kapal Tua Bekas Nelayan Disulap Menjadi Furnitur Bernilai Tinggi di Rusia

“Awalnya mereka menetap sementara, tetapi akhirnya mereka hidup turun-temurun di pesisir, menikmati melimpahnya kekayaan laut Selat Bali,” ucapnya.

Pasok ribuan ikan

Selama berabad-abad, Selat Bali memanjakan nelayan Muncar dengan ikan, terutama ikan lemuru. Pada tahun 2000-2008, berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi, pelabuhan ini memasok sedikitnya 60.000 ton ikan.

Ikan sebanyak itu tidak diambil dengan menggunakan perahu modern. Nelayan di Muncar masih setia memakai perahu tradisional, seperti jukung dan slereg. Jukung biasanya dipakai oleh nelayan kecil, sementara slereg bisa berlayar jauh.

Perahu Nelayan Tenaga Surya, Wujud Manfaat Energi Matahari Nelayan Indonesia

Slereg merupakan perahu pengejar ikan. Sekali berangkat, slereg yang jumlahnya kapalnya sepasang bisa memuat 40 awak kapal dengan kapasitas angkut ikan 25 ton. Pada tahun 2000-an, slereg selalu penuh muatan ikan.

Karena melimpahnya lemuru membuat banyak investor tertarik datang untuk membangun pabrik pengolahan ikan di Banyuwangi. Walau tangkapan ikan merosot drastis dari 80.000 ton menjadi sekitar 20.000 ton.

Nelayan menuding bahwa kerusakan lingkungan menjadi penyebab. Walau kini masa paceklik itu mulai terlewati. Para nelayan tetap mengkhawatirkan kerusakan lingkungan dan konsumerisme.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini