Berawal dari Terjun Gunung, Olahraga Paralayang Kini Jadi Daya Tarik Wisata

Berawal dari Terjun Gunung, Olahraga Paralayang Kini Jadi Daya Tarik Wisata
info gambar utama

Olahraga paralayang di Indonesia usianya terbilang muda. Namun kini, paralayang bukan sekadar olahraga, namun juga daya tarik wisata.

Paralayang mungkin tak terlalu populer jika dibandingkan dengan olahraga seperti sepak bola, bulutangkis, atau bola voli. Namun, paralayang tetap punya daya tarik tersendiri.

Bagaimana tidak, olahraga paralayang menuntut seseorang untuk melompat dari ketinggian di atas gunung menggunakan parasut. Tentu dibutuhkan keberanian tinggi untuk bisa berpartisipasi olahraga ini.

Tak heran apabila paralayang awalnya disebut dengan terjun gunung. Laman paragliding.web.id mencatat bahwa jejak kemunculan paralayang di Indonesia ada sejak akhir 1980-an, lalu berlanjut mulai awal 1990-an yang ditandai dengan eksisnya sejumlah komunitas, salah satunya Kelompok Terjun Gunung Merapi yang didirikan di Yogyakarta.

Paralayang kemudian semakin banyak digeluti sebagai olahraga. Pada akhir 1993, lahirlah PPI (Persatuan Paralayang Indonesia). Kemudian pada 1996, paralayang menjadi bagian dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Paralayang kemudian dilombakan dalam berbagai ajang. Di tingkat nasional, paralayang menjadi salah satu cabang olahraga di PON (Pekan Olahraga Nasional) sejak 2000. Di tingkat internasional, Indonesia juga mengirim atlet-atlet terbaiknya ke ajang seperti Asian Games dan Kejuaraan Dunia.

Tour de Bencoolen 2024: Memperingati 2 Abad Traktat London Lewat Balap Sepeda

Andalan Pariwisata

Kini, paralayang bukan hanya sebatas olahraga bagi para profesional. Masyarakat umum pun bisa menikmati paralayang sebagai bentuk kegiatan rekreasi.

Di beberapa daerah, paralayang menjadi aktivitas yang ditawarkan kepada wisatawan. Salah satunya adalah Kabupaten Gorontalo Utara yang menggarap potensi wisata olahraga paralayang sebagai bagian dari upaya pengembangan pariwisatanya.

Di Gorontalo Utara, memang terdapat sejumlah lokasi yang dinilai cocok menjadi tempat paralayang. Misalnya, di sana ada Bukit Ilalang di Desa Dunu Kecamatan Monano. Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu pun pernah datang langsung ke sana untuk melihat betapa potensialnya bukit tersebut.

Bukit Ilalang di Desa Dunu punya keindahan pemandangan yang luar biasa. Itulah mengapa wisata paralayang cocok dikembangkan di sana.

"Saya meninjau bukit ilalang di Desa Dunu Kecamatan Monano. Wilayah ini potensial sebagai objek wisata unggulan dengan mengandalkan atraksi olahraga paralayang," ujar Thariq Modanggu seperti dilansir ANTARA.

Pemkab Gorontalo Utara tampak tidak mau main-main dalam menggarap wisata paralayang. Kawanua Paradigling Klub dan North Sulawesi Aerosport Club (NOSAC) dari Manado pun digaet untuk bekerja sama.

"Mereka praktisi di bidang olahraga ini. Ketika menggandeng para ahli maka pengembangan potensi pariwisata yang dimiliki diharapkan lebih mudah dan cepat," pungkas Thariq.

Ratusan Atlet Mancanegara Bakal Beraksi di Ajang Selancar WSL Krui Pro 2023 di Lampung





Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini