Singapura Mengambil Langkah Berani: MAS Mendorong Inisiatif Penghapusan Batu Bara

Singapura Mengambil Langkah Berani: MAS Mendorong Inisiatif Penghapusan Batu Bara
info gambar utama

Singapura melakukan upaya dekarbonisasi dengan menambahkan rencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara ke dalam taksonominya, setelah versi kedua Taksonomi ASEAN diperbarui pada bulan Maret.

Bank sentral, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), telah mengumumkan rencana untuk merilis "Taksonomi Asia Singapura", yang akan menetapkan kriteria untuk penghentian dini pembangkit listrik tenaga batu bara.

Tujuan dari taksonomi ini adalah untuk membantu bank dan lembaga keuangan lainnya mengidentifikasi kegiatan yang berkelanjutan atau bergerak menuju keberlanjutan, sehingga mereka dapat mencapai tujuan nol karbon dengan lebih cepat.

Keputusan ini dibuat pada bulan Maret setelah melalui konsultasi yang ekstensif. Dalam sebuah wawancara dengan media, Gillian Tan, Chief Sustainability Officer MAS, mengungkapkan bahwa MAS telah bekerja untuk memastikan bahwa taksonomi Asia Singapura sejalan dengan taksonomi Eropa dan Cina (30/5). Taksonomi ini dikembangkan oleh the Green Finance Industry Taskforce, sebuah inisiatif industri yang dibentuk oleh MAS untuk mempercepat pengembangan keuangan hijau di Singapura.

Taksonomi Singapura-Asia telah menggunakan sistem klasifikasi lampu lalu lintas yang inovatif untuk membedakan dampak dari berbagai kegiatan terhadap mitigasi perubahan iklim. Di bawah sistem ini, kegiatan yang diberi label "hijau" memenuhi syarat untuk mendapatkan pembiayaan hijau atau berkelanjutan, sementara kegiatan yang dikategorikan sebagai "kuning" dapat mengakses pembiayaan transisi.

Kegiatan yang termasuk dalam kategori "merah", yang menyebabkan "kerusakan yang signifikan", akan didiskualifikasi untuk pendanaan apa pun. Pendekatan ini memastikan bahwa hanya inisiatif yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan yang akan menerima dukungan keuangan, sehingga mendorong masa depan yang lebih hijau dan tangguh.

Selain taksonomi ini, lembaga keuangan juga dapat mengikuti pedoman regional yang dikembangkan oleh kelompok kerja di bawah Aliansi Glasgow untuk Net-Zero, dengan MAS sebagai salah satu anggotanya.

Bank-bank lokal Singapura memiliki rencana dekarbonisasi mereka sendiri. Salah satunya adalah OCBC Bank, yang menjadi bank pertama di Asia Tenggara yang berhenti membiayai pembangkit listrik tenaga batu bara baru pada tahun 2019. Hal ini diikuti oleh Bank DBS dan UOB, yang juga berjanji untuk berhenti membiayai proyek-proyek pembangkit listrik tenaga batu bara. Bahan bakar fosil, khususnya batu bara, masih menyumbang sekitar 60% dari total pembangkit listrik di Asia Pasifik.

Untuk mencapai transisi energi yang sukses di Asia, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang mempertimbangkan karakteristik unik dari kawasan ini. Gillian Tan mengingatkan bahwa seiring dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi, permintaan akan energi juga akan meningkat. Oleh karena itu, diperlukan transisi yang adil yang menjaga keseimbangan sosial dan mempertimbangkan dampak ekonomi, seperti dampak terhadap lapangan kerja.

Di sisi lain, Tan juga mencatat bahwa percepatan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara adalah kunci dari proses ini. Banyak pembangkit listrik tenaga batu bara di Asia yang masih memiliki umur yang panjang, sehingga perlu dipikirkan bagaimana cara menghentikannya lebih awal.

Tan menekankan bahwa bank-bank seharusnya hanya mendukung penghentian penggunaan batu bara jika hal tersebut dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi perubahan iklim dan kredibel secara finansial. Salah satu pendekatan yang umum dilakukan adalah dengan mengurangi biaya pinjaman sehingga pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah ada dapat dibeli dan dipensiunkan lebih awal.

Tan juga menekankan pentingnya kredibilitas dalam proses ini. Ia menyatakan bahwa regulator, lembaga keuangan, dan pakar ilmiah harus bekerja sama untuk mengembangkan kriteria berbasis ilmu pengetahuan yang harus dipenuhi untuk penghentian penggunaan batu bara yang bertanggung jawab dan kredibel.

Di sisi lain, Profesor Sumit Agarwal dari NUS Business School menyatakan bahwa transisi energi merupakan langkah penting dalam upaya dekarbonisasi, dan penghentian penggunaan batu bara merupakan langkah awal yang penting bagi Singapura untuk mencapai target nol karbon. Bank dapat memberikan pinjaman transisi kepada pemilik pembangkit listrik tenaga batu bara untuk membantu mereka menemukan alternatif yang lebih bersih.

Selain penghapusan batu bara, MAS juga akan membuat peta jalan untuk pengungkapan iklim wajib bagi lembaga keuangan di Singapura, mengikuti pedoman International Sustainability Standards Board (ISSB). Standar ISSB saat ini sedang dalam tahap finalisasi dan diharapkan akan segera dirilis.

Regulator juga sedang mempertimbangkan kemungkinan memberikan insentif kepada bank-bank dengan memberikan bobot risiko yang lebih tinggi untuk portofolio hijau atau berkelanjutan. Namun, kebijakan ini masih harus didiskusikan dan diputuskan secara kolektif di tingkat regulasi global.

Untuk itu, Tan dan timnya terus mengidentifikasi kesenjangan dalam ekosistem keuangan dan pasar untuk menemukan solusi atas masalah yang ada. Dengan basis keuangan Singapura yang kuat dan pengalaman di bidang infrastruktur dan energi, negara ini memiliki posisi yang baik untuk mengatasi tantangan transisi energi.

Keputusan MAS untuk memasukkan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara dalam skema klasifikasi merupakan langkah strategis dalam mengarahkan sektor keuangan menuju investasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan dukungan dari bank-bank lokal, Singapura dapat memainkan peran utama dalam transisi energi di kawasan Asia-Pasifik.

Source: The Straits Times | The Business Times | Business News

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini