Ekonomi RI Bisa Unggul dari China dan AS di 2024-2025, Tetap Waspada Sejumlah Risiko!

Ekonomi RI Bisa Unggul dari China dan AS di 2024-2025, Tetap Waspada Sejumlah Risiko!
info gambar utama

Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi Indoesia akan melampaui Amerika Serikat dan China mulai tahun 2024. Dalam catatannya, ekonomi China diprediksikan terus melambat, sedangkan Amerika Serikat mengalami perbaikan pada saat itu.

Laporan terbaru Bank Dunia pada Global Economic Prospectsedisi Juni 2023, menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 akan sebesar 4,9 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan realisasi pada 2022 yang mencapai 5,3 persen.

Sementara pada 2024 nanti, diprediksi tidak mengalami perubahan. Baru di tahun setelahnya, laju perekonomian Indonesia akan kembali naik ke level 5 persen.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah dalam mejaga ekspektasi inflasi sehingga dapat menahan tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral saat ini. Berbeda di negara-negara maju seperti AS, tren kenaikan suku bunga acuan masih akan tinggi karena tekanan inflasi yang berkepanjangan.

Meskipun Ekonomi Global Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

Menghadapi sejumlah risiko

Meski proyeksi Bank Dunia itu terlihat menyenangkan, Indonesia dikatakan masih memiliki sejumlah risiko selama 2023-2024. Salah satunya adalah harga berbagai komoditas andalan ekspor yang melandai karena lemahnya permintaan global di tengah perlambatan ekonomi.

Bank Dunia mencatat, kinerja ekspor Indonesia menurun secara kontinyu sejak Juli 2021–Maret 2022, lalu berlanjut hingga April 2022–April 2023. Pertumbuhan ekspor barang pada Juli 2021 tercatat masih mencapai 52,6 persen sebelum akhirnya anjlok menjadi minus 9,5 persen pada April 2023.

Hal tersebut nampak masih lebih baik dibandingkan dengan yang terjadi di Amerika Serikat. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam ini pada 2023 hanya akan mencapai 1,1 persen lebih lambat dari estimasi pertumbuhan 2023 sebesar 2,1 persen.

Selain kenaikan tajam suku bunga, bangkrutnya sejumlah bank di negara itu disinyalir turut memperparah perlambatan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Penyaluran kredit yang melambat ini kemudian juga diperburuk dengan lesunya konsumsi rumah tangga.

Sementara itu, China justru diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi yang menguat untuk 2023 karena dampak baik dari penghapusan darurat COVID-19. Namun, pada 2024 perekonomian negara ini menurut Bank Dunia akan melemah menjadi 4,6 persen.

Berbeda dengan AS, penurunan pertumbuhan ekonomi China utamanya disebabkan karena tekanan di sektor real estat, perlambatan perekonomian global, dan gelombang COVID-19 yang dimungkinkan masih mengganggu.

Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai 146 Miliar Dolar AS di Tahun 2025

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini