Mengenal 12 Senjata Tradisional Aceh dan Fungsinya Pada Saat Ini

Mengenal 12 Senjata Tradisional Aceh dan Fungsinya Pada Saat Ini
info gambar utama

Senjata tradisional merupakan alat yang digunakan pertempuran, konflik, perlindungan, upacara adat hingga upacara keagamaan dengan metode tradisional yang mencerminkan budaya atau sejarah suatu kelompok masyarakat. Lebih dari sekadar senjata, alat ini merupakan salah satu kekayaan dan identitas suatu wilayah di Indonesia.

Pada awalnya, senjata ini digunakan untuk kegiatan berburu dan berladang, tetapi atas perkembangan zaman, senjata tradisional beralih menjadi alat yang digunakan untuk berperang atau mempertahankan diri.

Hampir setiap wilayah Indonesia memiliki senjata tradisional, termasuk Aceh. Senjata ini memiliki nilai historis, budaya, dan karakteristik tersendiri dibandingkan dengan wilayah lainnya. Berikut ini daftar senjata tradisional Aceh dan fungsinya pada saat ini.

Mengenal Senjata Tradisional Aceh

Aceh, kota yang dijuluki sebagai Serambi Mekkah ini memiliki budaya dan adat istiadat yang cukup berbeda dibandingkan kota lainnya di Indonesia. Mulai dari tarian, baju adat, rumah adat, hingga senjata tradisional Aceh sangatlah unik.

Senjata tradisional aceh biasanya memiliki ukuran gagang yang melengkung dengan bilah pedangnya yang sangat tajam. Setiap senjata tradisional ini memiliki keunikan dan filosofi dalam kegunaannya dalam berperang, ada yang digunakan untuk menyabet lawan, menikam, dan memotong lawan.

Awalnya, senjata-senjata ini digunakan untuk berburu hewan buas dan sebagai alat mempertahankan diri. Namun, seiring perkembangan waktu, senjata ini menjadi alat berperang melawan penjajah, yakni bangsa Portugis dan Belanda.

Fungsi dan Kegunaan Senjata Tradisional Aceh

Beberapa senjata tradisional aceh memiliki bentuk, karakteristik dan peranan dalam budaya yang berbeda-beda. Berikut daftar senjata tradisional Aceh dan fungsinya.

1. Rencong

Rencong

Rencong merupakan senjata tradisional Aceh yang paling populer. Senjata ini melambangkan tanda keberanian dan ketangguhn. Rencong banyak digunakan pada Zaman Kesultanan Aceh oleh para sultan, prajurit, dan rakyat setempat sebagai alat untuk mempertahankan diri dan berburu di hutan.

Selain itu, senjata ini juga digunakan untuk berperang saat melawan penjajah Belanda. Masyarakat Aceh biasanya menyisipkan Rencong di pakaian mereka.

Rencong memiliki ukuran 10-50 cm dengan bagian pangkal senjatanya yang tajam. Biasanya, senjata ini dilengkapi dengan sarung agar melindungi pemakainya saat Rencong diselipkan di depan perut.

Rencong memiliki gagang dengan huruf Arab diambil dari padanan kata Bismillah. Gagang rencong yang melekuk dan tebal di bagian sikunya memiliki bentuk huruf “Ba”. Selanjutnya, gagang yang digunakan untuk menggenggam memiliki huruf “Sin”. Bentuk lancik yang menurun ke bawah di bagian pangkal besi memiliki bentuk huruf “Mim”, bagian pangkal besi lancip di dekat gagang memiliki huruf “Lam”, dan bagian bawah yang melekuk ke atas terdapat huruf “Ha”. Semuanya tersusun menjadi “Ba, Sin, Mim, Lam, dan Ha” mewujudkan kalimat Bismillah.

2. Peudeung

Peudeung

Selanjutnya, ada Peudeung atau pedang. Senjata ini biasanya digunakan berpasangan dengan rencong. Jika rencong digunakan untuk menikam, senjata Peudeung digunakan untuk mencacah atau menebas lawan. Dari segi ukurannya, senjata ini memiliki panjang hingga 100 cm termasuk dengan gagangnya, lebih panjang daripada rencong.

3. Beladau

Beladau

Beladau adalah senjata tradisional yang berbentuk pisau belati tajam satu sisi. Panjang beladau hanya 24 cm dengan lengkungan di pangkal pegangannya agar lebih mudah untuk digunakan.. Senjata ini biasanya digunakan untuk perlindungan diri dan serangan jarak dekat.

4. Peudeung Tumpang Jingki

Peudeung Tumpang Jingki

Terdapat beberapa jenis peudeung yang terdapat di senjata tradisional Aceh, salah satunya adalah Peudeung Tumpang Jingki. Peudeung ini terbuat dari baja hitam dengan ujung peudeung yang kokoh, tebal, dan tajam dengan desain yang cukup sederhana.

Bentuknya yang besar dan tebal sangat menguntungkan dalam pertarungan jika melawan pedang yang tipis.

5. Siwah

Siwah

Secara fisik, Siwah mirip dengan rencong karena memiliki garis besar yang ramping dan ujungnya yang tajam. Namun, keduanya memiliki perbedaan dari penggunaannya. Siwah adalah senjata yang cukup langka karena pemakaiannya zaman dahulu hanya digunakan oleh raja, sedangkan rencong bisa digunakan oleh seluruh masyarakat Aceh.

Siwah menjadi sangat langka karena senjata ini memiliki ornamen emas dan batu permata sebagai hiasan di bagian senjatanya. Jika dijual, Siwah memiliki harga sangat mahal.

6. Meucugek

Meucugek

Meucugek merupakan senjata yang biasa digunakan untuk berperang oleh masyarakat Aceh. Senjata ini memiliki ukuran yang kecil dan tipis. Mudah untuk digenggam, meucugek biasanya digunakan untuk berperang dalam jarak dekat, terutama menikam musuh.

Selain itu, senjata ini memiliki bentuk pegangan melengkung yang dibuat agar mudah digenggam oleh penggunanya. Pegangan ini biasanya terbuat dari besi atau baja yang cukup ringan.

7. Reuduh

Reuduh

Selanjutnya, Reuduh merupakan senjata tradisional Aceh yang bentuknya mirip dengan golok. Rata-rata senjata tradisional Aceh digunakan untuk serangan jarak dekat, termasuk Reuduh.

Senjata ini memiliki bentuk yang ramping dan bobot yang ringat sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Memiliki gagang yang melengkung, senjata ini sangat praktis digunakan oleh pemakainya. Biasanya, gagang reuduh memiliki ukiran-ukiran khas Aceh dan bentuk yang estetik.

8. Pudoi

Pudoi

Sama seperti senjata-senjata sebelumnya, Pudoi digunakan sebagai senjata jarak dekat untuk berperang. Bentuk fisik dan ukuran Pudoi juga sangat mirip dengan rencong, perbedaannya terletak di ukuran gagang yang kecil dan lurus. Banyak orang yang mengatakan bahwa Pudoi adalah senjata rencong yang belum selesai.

9. Bambu Runcing

Bambu Runcing

Bambu runcing cukup populer digunakan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia saat masa-masa melawan penjajah. Senjata ini merupakan salah satu senjata tradisional dari Aceh yang kehadirannya sudah ada sebelum rencong. Senjata ini dapat digunakan untuk peperangan jarak jauh maupun jarak dekat. Di aceh, senjata ini juga biasa digunakan untuk berbagai acara tradisional atau hiasan untuk sebuah event.

10. Peudeung Ulee Tapak Guda

Selain Peudeung Tumpang Jingki, terdapat Peudeung Ulee Tapak Guda. Perbedaan kedua senjata ini terdapat di pegangannya yang berbentuk tapak kuda dan memiliki motif yang unik.Senjata ini biasa digunakan untuk peperangan jarak dekat, seperti memotong atau menyabet bagian tubuh lawan.

11, Meupucok

Meupucok merupakan senjata yang memiliki pucuk pisau dengan ukiran-ukiran bermotif emas yang berada di gagangnya. Senjata ini biasa digunakan untuk upacara adat atau kesenian. Ukurannya panjang, bentuknya runcing, dan tipis. Mudah untuk digenggam, Meupucok memiliki gagang yang melengkung.

12. Peudeung Ulee Meu-Apet

Terakhir, ada Peudeung Ulee Meu-Apet yang cocok digunakan untuk menggertak lawan. Senjata ini memiliki bentuk yang panjang dengan ketajaman yang sangat menyakitkan. Biasanya, Prudent Ulee Meu-Apet digunakan untuk memotong atau menebas lawan. Apet memiliki arti mempertahankan pegangan agar tidak terlepas dari baja.

Nah, itu dia beberapa senjata tradisional Aceh yang bisa kawan ketahui. Aceh memiliki budaya yang kental, unik, juga berbeda dibandingkan provinsi lainnya. Semoga bermanfaat!

Sumber:

  • https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/rencong-aceh#:~:text=Rencong%20atau%20Rincong%20atau%20Rintjoeng,aceh%20dari%20abad%20ke%20abad.
  • https://www.acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/peudeung-senjata-tradisional-aceh
  • https://www.romadecade.org/senjata-tradisional-aceh/#!
  • https://www.gramedia.com/literasi/senjata-tradisional/#4_Rencong

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZG
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini