Bojonegoro, Wonosobo, dan Keajaiban yang Turun di Dieng

Artikel ini milik Jurnaba dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Bojonegoro, Wonosobo, dan Keajaiban yang Turun di Dieng
info gambar utama

Ekspedisi dari satu tempat ke tempat yang lain yang terkandung ibrah/pelajaran dalam setiap langkah.

Di kota yang pernah menjadi tempat tumbuh dan berkembang Tirto Adhi Soerjo ‘Bojonegoro’, cerita itu bermula. Saya juga tidak pernah tahu, mengapa saya bisa tumbuh dan berkembang di kabupaten yang konon sebagai lumbung pangan dan energi ini, dimana lagi kalau bukan di Bojonegoro, Jawa Timur.

Tempat yang bukan hanya adem ayem bagi oligarki dan penguasa, melainkan juga menjadi tempat perlawanan dari masa ke masa. Lahir pada masa reformasi, pernah tumbuh dan berkembang dalam masa sulit mencari informasi wa bil khusus mengenai masa lalu daerah yang pernah disinggahi Bung Karno ini.

Meskipun tidak bisa menjadi saksi sejarah ketika Sosrodilogo mengusir penjajah, ketika ulama’-ulama’ salaf yang progresif dari Bojonegoro merantau lintas benua, orang-orang Kota Bojonegoro yang bermigrasi ke Suriname, kehebatan agitasi dan propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI) Bojonegoro dalam menyebarkan ilmu dan pengetahuan melalui underbow-nya, pidato kebudayaan dari Sang Flamboyan ‘Bung Njoto’ di sebuah gedung yang ada di Kota Bojonegoro, dan beberapa serdadu yang berhasil cuci tangan ketika menghabisi nyawa orang-orang yang tidak tahu apa-apa.

Namun Bojonegoro masih menjadi titik untuk berpijak dan kembali. Menyaksikan orang-orang yang akan pergi untuk menabung rindu atau membayar rindu karena sekian purnama tidak bertemu di Stasiun Kereta Api Bojonegoro, orang-orang yang berjuang mencari nafkah dari satu bus ke bus yang lain dari Terminal Rajekwesi, dan tempat tumbuh dan juga berkembang berbagai jenis komunitas dengan berbagai macam ideologi.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini