Dusun Mbarangan, Pemukiman di Dalam Pemakaman

Artikel ini milik Jurnaba dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Dusun Mbarangan, Pemukiman di Dalam Pemakaman
info gambar utama

Mukim dan makam jadi perihal yang amat dekat bagi masyarakat Dusun Mbarangan. Berikut ini historiografi ilmiah pemukiman yang berada di dalam pemakaman.

Dusun Mbarangan kawasan yang terkenal angker bagi orang luar, karena dikelilingi kuburan, kali, dan sungai Bengawan Solo. Sejak dulu, kawasan itu terkenal horor. Karena selain sepi, mereka yang ingin berkunjung juga harus melintasi pagar berupa makbaroh (pemakaman).

Di Makbaroh Mbarangan, banyak makam ulama. Di antaranya Mbah Dewod alias Kiai Dawud, ulama jadzab yang wafat pada 1960-an M. Jauh sebelum era Mbah Dewod, sudah ada makam Syekh Murtadlo Syihabuddin (kakek dari KH Muslih Shoim, pendiri Ponpes Tanggir), hingga makam Romo Kiai Muhammad Suryadi alias Mbah Suryo Kuncen (pengajar di Ponpes Tremas yang dikenal Wali Pedagang Tempe).

Sayangnya, makam para Ulama min Auliya’illah tadi sulit terdeteksi. Sebab, diakui atau tidak, Desa Kuncen pernah didominasi masyarakat anti-nisan dan anti-tawasul yang berupaya menghilangkan sisi ilmiah para Aulia. Namun, khazanah zaman dan ilmu pengetahuan akan segera memunculkan sisi ilmiah dan mengembalikan kemasyhurannya.

Dusun Mbarangan merupakan dusun yang terletak di Desa Kuncen, Padangan,  Bojonegoro. Berada di pinggir bantaran sungai Bengawan Solo. Tepatnya di sudut timur laut Desa Kuncen. Berbatasan dengan Desa Mbaru di sebelah timur, dan Desa Betet Kasiman di sebelah utara.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini