Pemerintah menargetkan investasi panas bumi pada tahun 2022 ditargetkan mencapai Rp 23 triliun atau naik 64,28% dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 lalu yang hanya sekitar Rp 14 triliun. Kenaikan investasi didorong semakin banyaknya proyek panas bumi nasional.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, pemerintah telah banyak memberikan blok panas bumi kepada PT PLN (Persero) dan PT Geo Dipa. Hal ini membuat jumlah proyek panas bumi yang bergulir menjadi bertambah. Selain itu, beberapa proyek panas bumi eksisting telah memasuki tahap eksploitasi.
Sehingga, dapat dikatakan target investasi panas bumi melonjak cukup tinggi jika dibandingkan tahun lalu Rp 14 triliun. Investasi yang terdata dilakukan oleh 25 perusahaan sampai US$ 1,7 miliar (setara Rp 23 triliun).
Dari delapan WKP yang telah diberikan penugasannya sejak tahun lalu, PLN tahun ini menggarap enam wilayah sekaligus dengan total investasi US$ 19,51 juta. Rincinya, Blok Panas Bumi Mataloko US$ 4,48 juta, Ulumbu US$ 4,93 juta, Atedei US$ 1,51 juta, Songa Wayua US$ 1,48 juta, Gunung Tangkuban Perahu US$ 3,23 juta, serta Tulehu US$
3,88 juta.
Selanjutnya, beberapa perusahaan telah masuk tahap eksploitasi di blok panas buminya dan tercatat memiliki komitmen investasi yang cukup tinggi. Beberapa perusahaan ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) US$ 400juta, PTSupreme Energy US$ 362 juta, PT Sorik Marapi Geothermal Power US$ 280,17 juta, serta PT Star Energy dan PT Medco Energi Sarulla masing-masing US$ 200 juta.
Baca Selengkapnya