The Script Concert in Jakarta FOR THE FIRST TIME

The Script Concert in Jakarta FOR THE FIRST TIME
info gambar utama
“Selamat malam, Indonesia! Apa kabar?”teriak Danny O’ Donoghue sambil berlari ke depan panggung setelah instrumen lagu “You Won’t Feel a Thing” dimainkan oleh Mark Sheehan dan Glen Power selama sepuluh detik. Ya, The Script mengadakan konser di Indonesia, tepatnya pada Sabtu malam 12 November 2011! Bir Guinness merayakan ulang tahunnya di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Ulang tahunnya yang ber-tagline Guinness Arthur’s Day ini dirayakan dengan adanya konser dari dua band kelas dunia, yaitu Mr. Big dan The Script. Konser The Script yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh penggemarnya di Indonesia ini akhirnya dilangsungkan di Pullman Ballroom, Central Park, Jakarta Barat. Danny dan kawan-kawan membuka konser dengan lagu “You Won’t Feel a Thing” yang disambut sangat meriah oleh penontonnya yang hampir mencapai lima ribu orang ini. Sebelum The Script muncul, pada pukul tujuh sampai sepuluh malam, acara Guinness Arthur’s Day Indonesia dibuka oleh Bayu Oktara sebagai MC dan tiga pengisi acara lainnya yang berasal dari Indonesia. Pada pukul sepuluh, yang ditunggu-tunggu pun muncul. Nama Danny dielu-elukan sebagian besar penonton. Setelah “You Won’t Feel a Thing” dimainkan, “We Cry” yang berasal dari album self-titled pun berkumandang. Penonton serentak bernyanyi bersama. Danny yang saat itu memakai blazer hitam dengan kaus berwarna broken white di dalamnya tampil dengan prima, baik secara fisik maupun vokal. Ia kerap kali mendatangi tempat penonton berdiri sambil menyalam-nyalami penonton atau pun bernyanyi di depan gerbang pembatas penonton dan panggung konser. Danny yang akhirnya membuka blazer hitamnya setelah setengah jam tampil pun sering mengucapkan salam-salam dalam Bahasa Indonesia untuk berinteraksi dengan penonton, seperti “ apa” dan “semua” untuk menghimbau para penonton meneruskan nyanyiannya. “Selamat malam”, “terima kasih”, dan “apa kabar” juga diucapkan beberapa kali oleh Danny dengan fasih. “Before The Worst”, “The Man Who Can’t be Moved”, “Breakeven”, “Rusty Halo”, dan “The End Where I Begin” merupakan lagu-lagu dari album self-titled lainnya yang dibawakan oleh The Script malam itu. “Breakeven” dan “The Man Who Can’t be Moved” mendapatkan riuhan paling keras dari penonton. Lagu-lagu dari album Science and Faith pun mendapatkan sambutan luar biasa dari penonton, terutama lagu “For The First Time”, “Nothing”, dan “If You Ever Come Back”. Selain itu, dibawakan pula lagu “Deadman Walking” dan “Science and Faith” dari album yang sama. Konser berjalan dengan sangat baik. Walaupun ballroom tersebut berisi hampir lima ribu orang, tetapi suasana di tempat penonton sangat nyaman; tidak ada aksi dorong-mendorong secara paksa, tidak ada keributan, dan udara dalam ruangan yang sejuk. Konser pun ditutup dengan lagu “For The First Time” yang sudah lama dielu-elukan penonton untuk dibawakan. Danny membawakan lagu ini sambil mengikatkan bendera Merah-Putih di lehernya sehingga seperti memakai jubah. Wah, dengan jumlah fans yang banyak dan konser pertamanya yang diberi kesan baik oleh para penonton konser Indonesia, kapan ya kira-kira The Script akan kembali mengadakan konser di Indonesia? We are the men who can’t be moved for you, The Script! - Reviewed and Written for Good News From Indonesia by Tamar Naomi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini