Indonesia, 6 Besar Dunia

Indonesia, 6 Besar Dunia
info gambar utama

Bagi kebanyakan orang Indonesia, sulit untuk mempercayai bahwa ekonomi Indonesia akan menjadi yang terbesar ke-6 di dunia, pada tahun 2045, atau tahun dimana bangsa ini merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Dengan segala carut-marutnya, dan berita-berita yang sebagian besar negatif yang disiarkan oleh media , saya sendiri tidak 100% percaya kalau Indonesia bisa menjadi negara "sebesar" itu.

Sebenarnya, tanda-tanda kebangkitan ekonomi Indonesia sungguh nyata, dan rasanya prediksi bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi ke-6 terbesar di dunia akan menjadi kenyataan. Saya sempat beberapa kali ke negara2 berlainan di Asia Timur, Eropa, dan Amerika, dan cukup mengagetkan bagi saya betapa Indonesia menjadi buah bibir di negara-negara tersebut, setelah China dan India. Banyak prediksi dan banyak ekonom dunia yang mempercayai bahwa kebangkitan ekonomi Indonesia akan menjadi sesuatu yang irreversable, inevitable. Tak terbendung.

Saya membaca di The Jakarta Globe, dan menemukan sebuah judul berita yang mengesankan saya "Indonesia’s Economy to Be in World’s Top Six in 2030: Standard Chartered". Disitu disebutkan bahwa PDB Indonesia yang saat ini sebesar US$708 milyar akan melompat drastis menjadi US$9 trilyun pada 2030, yang akan menjadikan ekonomi Indonesia terbesar ke-6 dunia, setelah China, AS, India, Brazil and Japan. Ekonomi Indonesia (PDB), pada posisi itu, akan melampaui Jerman, Prancis, dan Inggris (menurut data dari Standard Chartered).

Masih menurut Standard Chartered, jumlah kelompok kelas menengah di Indonesia akan mencapai 171 juta orang pada 2020, atau 63% dari populasi, dan 244 juta pada 2030, atau 78% dari populasi. Proporsi yang mengesankan.

Pertanyaannya kemudian adalah....benarkah kita sanggup mencapai itu? Kalau itu saya tanyakan kepada diri saya sendiri, jawabannya adalah "Ini bukan masalah sanggup atau tidak, tapi MAU atau tidak?"

So?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini