"Dialah Pencinta Indonesia Sejati"

"Dialah Pencinta Indonesia Sejati"
info gambar utama

Saya sudah mulai membaca tulisan-tulisannya di harian The Jakarta Globe online sejak tahun 2009 ketika saya , dan dari situlah saya benar-benar bisa menikmati dan menyelami bagaimana orang Malaysia yang satu ini begitu memahami, dan mencintai Indonesia, negeri tetangganya. Waktu saya kembali ke Indonesia pada awal 2010, saya kembali membaca artikel2nya tidak hanya yang dimuat di Indonesia, tapi juga di Malaysia, Singapura, dan Filipina. Saya bahkan sempat bertemu dengan beliau waktu beliau berkunjung ke Surabaya dalam acara bedah bukunya yang luar biasa "Ceritalah: Indonesia". Dialah Karim Raslan.

Kecintaannya yang tulus pada Indonesia itulah yang menggugah batin saya. Kita tentu sering mengetahui banyak orang barat yang begitu dalam mempelajari Indonesia, namun saya ragu apakah mereka kemudian mencintai Indonesia dengan tulus.

Karim Raslan adalah seorang penulis terkemuka dan konsultan yang berbasis di Indonesia dan Malaysia. Beliau adalah satu dari sedikit ahli di bidang social, ekonomi, dan politik sekaligus, untuk regional Asia Tenggara. Beliau adalah pembicara di berbagai seminar tentang ASEAN (dan Asia) dan mempunyai kantor di Kuala Lumpur, Jakarta, Manila, dan Bangkok. Keahlian dan kapasitasnya yang memadai untuk urusan regional tersebut membawanya menjadi tamu di berbagai media cetak dan eletronik di Indonesia.

Di samping itu, Karim Raslan adalah seorang Indonesianist sejati dengan pengetahuan tentang sejarah, tokoh, social, ekonomi, politik, diplomasi Indonesia yang sangat mumpuni. Kebanyakan Indonesianist berasal dari Amerika Serikat, Australia dan Belanda. Namun Karim Raslan seorang keturunan Melayu Inggris dari Malaysia sebenarnya adalah seorang Indonesianist dari negeri yang terdekat dengan Indonesia. Pengetahuan Karim Raslan mengenai Indonesia barangkali lebih “baik” dibanding dengan para Indonesianist dari negeri barat, karena factor kedekatan geografis dan keturunan Melayunya yang membuat dia memiliki ke Indonesiaannya lebih dari para Indonesianist barat. Jangan-jangan, pengetahuannya tentang Indonesia..melebihi kebanyakan orang Indonesia sendiri, Saking cintanya terhadap Indonesia, Karim secara rutin berkunjung ke pulau-pulau di nusantara ini dan malahan memiliki rumah di Jakarta dan Bali. Tulisan-tulisan Karim banyak berisi kekaguman dia tentang diaspora persoalan-persoalan di Indonesia. Karim juga secara rutin menulis artikel di berbagai harian nasional dan majalah terkemuka di Indonesia.

Salah satu bukunya mengenai Indonesia berjudul “Ceritalah : Indonesia” yang berisi kumpulan tulisan-tulisannya tentang Indonesia sejak 10 tahun terakhir. Dari tulisan2-nya, kita bisa diselami betapa murninya kecintaan Karim Raslan akan Indonesia, dan betapa pengetahuannya tentang Indonesia digalinya berdasarkan kecintaannya tersebut. Salah satu bukti nyata kecintaannya pada Indonesia adalah, dia pernah menyelenggarakan seminar interaktif di London, dan dia sebagai pembicaranya, yang bertema “Indonesia in the Asian Century: Opportunities and Challenges”. Sesuatu yang mungkin tidak akan dilakukan oleh siapapun orang Indonesia dengan perencanaan sendiri.

Beliau mempunyai hubungan dekat dengan para tokoh-tokoh terkemuka di Asia Tenggara seperti mantan PM Thailand Abhisit Vejjajiva, Presiden Filipina Ninoy Aquino, para menteri, bupati, dan gubernur di Indonesia, dan tentu saja para pejabat tinggi di Malaysia dan Singapura. Pengetahuannya yang luas, pembawaannya yang santun serta kedekatannya dengan para jurnalis dan reporter media, menjadikannya leluasa untuk bergerak di ranah manapun di Indonesia. Ketika tensi hubungan Indonesia-Malaysia memanas, Karim Raslan-lah yang selalu dicari media di Indonesia sebagai “satu-satunya” orang Malaysia yang “tidak memihak”.

Saat ini, Indonesia adalah negara yang sedang mengalami "growing pain" yang cukup menyakitkan, sudah terjadi cukup lama, dan karena "menahan sakit" itu, ada satu hal penting yang terabaikan, yakni bagaimana tokoh-tokoh negeri ini engage dengan serius para tokoh-tokoh Asia Tenggara. Indonesia (dan negara-negara lain di ASEAN) sangat beruntung mempunyai Karim Raslan, yang mendedikasikan banyak waktunya untuk menjadikan desa besar bernama Asia Tenggara, kawasan yang maju secara ekonomi, bangga pada pencapaian2-nya, dan mengerti potensi-potensi yang belum tergali.

Asia Tenggara perlu 1000 orang lagi seperti Karim Raslan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini