Satu hal (lagi) tentang Blackberry

Satu hal (lagi) tentang Blackberry
info gambar utama

by Akhyari Hananto

Beberapa waktu lalu saya menulis tentang keengganan RIM berinvestasi di Indonesia, dan menyamakannya dengan kapitalis sempurna. Ternyata banyak yang respon, pro dan kontra. Meskipun 90% pro pada sikap saya terhadap RIM, namun saya perlu merespon teman2 pembaca yang kontra. Pada dasarnya, ada 3 hal besar yang menjadi dasar penolakan mereka terhadap tulisan saya tersebut :

1. Infrastruktur di Indonesia belum siap

Saya mungkin bukan orang yang ahli tentang teknologi, namun saya meyakini bahwa secara kesiapan teknologi, Indonesia sudah siap. Data center, atau apa pun yang diminta RIM agar mereka bisa masuk menanamkan modalnya disini, insyaa Allah sudah siap.  Bukankah Telkomsel yang jumlah pelanggannya ratusan juta (dan merupakan operatol mobile phone terbesar ke-7 di dunia), dan mereka tentu saja mempunyai data center jauh lebih besar dari yang RIM butuhkan, bila mau invest di sini? Sekali lagi, ini keyakinan saya. Bisa jadi kurang benar.

2. SDM di Indonesia belum siap

Inilah alasan yang paling saya tolak. Para pemuda Indonesia sangat siap, bukan hanya dalam kapasitas dan kapabilitas, namun juga jumlahnya berlimpah.

3. Pemerintah kita korup

Mungkin gak berhubungan secara langsung dengan investasi RIM. Bukan pemerintah yang akan merasakan buah manisnya investasi, namun kita semua. Lagian, kalau kita nunggu sampai negeri ini bebas korupsi, mungkin sampai 70 tahun ke depan baru bebas. Itupun kalau para penegak hukum bekerja keras. Apakah kita harus menunggu selama itu?

Yang perlu dilakukan sekarang ini adalah memperkuat rasa percaya diri bangsa ini, bahwa bangsa ini punya banyak potensi, kemampuan, yang seringkali berada di bawah bayang-bayang berita2 negatif yang terus menerus menghantam kita melalui TV-TV di rumah kita.Mari kita gali potensi dan kemampuan bangsa ini..banyak sekali yang bisa dibanggakan.

Dan kalau RIM tetap enggan berinvestasi, biarlah...mereka yang rugi sendiri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini