Kelak..

Kelak..
info gambar utama

Hati-hati menggunakan kata "kelak" di Indonesia.. :)

Saya masih ingat ketika banyak ekonom memprediksi bahwa kelak pada 2010, PDB Indonesia akan mencapai US $ 500 milyar, padahal pada akhir tahun 2010, PDB Indonesia sudah mencapai lebih dari US$750 milyar (dengan dollar rate saat itu). Ada juga yang memprediksi bahwa kelak pada 2015, cadangan devisa Indonesia akan mencapai rekor baru, yakni US $ 100 milyar, padahal pada Agustus 2011, cadangan devisa Indosia sudah mencapai rekor tertinggi yakni US$124.5 milyar.

Banyak contoh lagi sebenarnya, tapi biarlah, saya tidak begitu ahli membaca angka-angka ekonomi. Saya mau cerita sedikit tentang Bandara Juanda di Surabaya

Terus terang, pada usia dewasa saya, saya pertama kali mengunjungi Surabaya pada 2007. Dan pada waktu itu, terminal baru yang megah baru saja selesai dibangun, dan didesain untuk mampu mengakomodasi pergerakan sekitar 7 juta penumpang per tahun. Waktu itu, diperkirakan bahwa kelak pada 2020, penumpang yang menggunakan bandara Juanda akan mencapai 15 juta orang. Namun sepertinya angka itu perlu direvisi, karena per Desember 2011, jumlah penumpang sudah mencapai angka 13.7 juta penumpang.

Pihak Angkasa Pura I sendiri mungkin dulunya tidak pernah memperkirakan bahwa pertumbuhan penumpang akan secepat itu, sehingga mereka buru-buru membangun Terminal 2, dengan merehab total bangunan Bandara Juanda yang lama, dengan asistansi dari pengelola Bandara Incheon di Korsel. Saya sempat bertanya dengan pihak AP I, kenapa membangun terminal baru kok nanggung, kecil (hanya mampu mengakomodasi 4 juta penumpang). "Kan gak ngaruh banyak, Pak?" Beliau menjawab "Memang. Kami faham. Tapi kami mau yang ini cepat jadi, sehingga crowd bisa terurai. Setelah itu, kelak kami akan bangun terminal-terminal baru yang lain dengan cepat". (Hmm...memakai kelak lagi..)

Apa inti dari semua hal di atas?

Saya sempat ngobrol dengan salah satu penumpang di Juanda ketika kami akan sama-sama berangkat ke Makassar, bapak itu bilang bahwa makin lama, makin banyak orang mampu beli tiket pesawat, makin banyak orang yang 'merasa' perlu terbang ke tempat lain. "Ekonomi Indonesia memang benar tumbuh" sambungnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini