Menengguk Ranumnya Jawa Timur

Menengguk Ranumnya Jawa Timur
info gambar utama

by Ahmad Cholis Hamzah, MSc

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang mencapai 7,22% - diatas angka pertumbuhan ekonomi nasional, telah menarik minat banyak pihak dari luar negeri untuk datang ke propinsi ini, misalnya dari Cina, AS, Swiss dan banyak lagi negara-negara manca negara itu bertandang dan bertemu dengan pihak pemerintah, swasta dan bahkan Perguruan Tinggi. Yang menarik dalam bulan akhir bulan Maret dan awal April 2012 yang lalu, datang ke Surabaya “Saudara-Saudara” dari negeri ASEAN yaitu Duta Besar Kerajaan Thailan untuk Indonesia Mr. Thanatip Upatising dan Menteri Perdagangan Internasional dan Investasi Malaysia Dato’ Seri Muhammad Mustapa untuk bertemu dengan mitra business nya di Surabaya dan mencoba meng – explore kemungkinan melakukan perdagangan dan investasi di Jawa Timur. Saya sebut sebagai “saudara” karena untuk contoh kedua negara ini memiliki banyak kaitannya dengan Indonesia.

Yang Mulia Duta Besar Thailand untuk Indonesia menjelaskan pada para dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Business Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 30 Maret 2012- bahwa Kerajaan Thailand ini memiliki hubungan sejarah yang sudah lama dengan Indonesia. Beliau mengatakan bahwa petinggi penting Thailand yang berkunjung ke Indonesia adalah Raja Chulalongkorn Yang Agung (atau Raja Rama V). Beliau pada satu setengah abad yang lalu melihat Borobudur sebagai tempat ibadah ummat Budha terbesar di dunia. Beliau membenarkan pendapat saya bahwa para siswa di Thailand juga belajar sejarah Sriwijaya dan Majapahit sampai sekarang. Selain itu salah satu Perdana Menteri Thailang, Jenderal Chavalit Yongchaiyuth, kalau di urut-urut memiliki nenek moyang di Jawa Tengah sekitar 400 tahun silam. Bahkan cucu dari Kiai Haji Dahlan, pendiri Pergerakan Muhammadiyah sekarang tinggal di Thailand dan menjadi ilmuwan Muslim Thailand dan ahli Halal Science di negeri itu. Yang Mulia Dubes juga menjelaskan bahwa “Masjid Indonesia” di Bangkok di bangun oleh orang Thailand keturunan Indonesia. Tak heran kalau Yang Mulia Dubes mengatakan bahwa Indonesia itu bukan saja tetangga Thailand tapi bahkan “Saudara” atau “Keluarga”.

Kalau Malaysia, tentu tidak perlu kita jelaskan panjang lebar hubungan darahnya dengan Indonesia, karena sudah lama juga kedua negeri jiran ini memiliki hubungan kekeluargaan yang kuat. Sampai-sampai di Malaysia itu ada keturunan Bugis (ada pejabat tinggi Malaysia keturunan Bugis), Jawa, Padang, Melayu, Bawean dan sebagainya. Karim Raslan salah satu penulis tersohor di Malaysia dan di dunia ini sering menulis tentang Indonesia dengan berbagai dinamikanya – sampai dia sulit membedakan kalau berbicara bahasa Indonesia dan Melayu Malaysia, misalkan antara “Bisa” dan “Boleh”. Pak Karim Raslan yang sering berkelana mengelilingi Nusantara ini tentu memperoleh pengalaman yang lebih dalam tentang persamaan kedua bangsa ini.

Atas dasar kedekatan budaya dan sejarah itu, maka para saudara kita dari negeri jiran ASEAN datang ke Surabaya dan Jawa Timur untuk memulai babak baru dalam hubungan yang lebih erat tertutama di bidang perdagangan dan investasi. Hubungan dagang yang memiliki hubungan kedekatan budaya akan lebih bermakna dibanding hubungan yang tidak memiliki pengetahuan budaya masing-masing negara.

Memang, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang mengesankan selama ini sayang kalau di lewatkan oleh kedua negeri jiran itu. Dan sayang juga kalau kedua negeri itu belum memiliki perwakilan penuh seperti Konsulat Jenderal nya di ibu kota Jawa Timur.

Alumni University of London, Universitas Airlangga dan dosen di STIE PERBANAS Surabaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini