Antara Victory Day, Kebangkitan Nasional, dan Gosip Selebritis

Antara Victory Day, Kebangkitan Nasional, dan Gosip Selebritis
info gambar utama

Pada tanggal 20 Mei 2013 kemarin tanpa sadar kita bangsa Indonesia ini merayakan hari Kebangkitan Nasional yang ke-105. Hari yang setelah jaman kemerdekaan dulu dirayakan dengan gegap gempita oleh segenap bangsa; karena hari itu adalah hari lahirnya pergerakan pemuda Indonesia yang bernama Boedi Oetomo (ejaan lama).

Organisasi ini didirikan oleh Dr. Sutomo dan teman-temannya mahasiswa Fakultas Kedokteran STOVIA pada tanggal 20 Mei 1908. Pendirian organisasi ini penting dalam sejarah Indonesia karena berdirinya Boedi Oetomo inilah dianggap sebagai bibit dari pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia. Karena itulah tanggal tersebut di peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Saya beberapa hari sebelum tanggal 20 Mei itu melihat TV Rusia yang menayangkan acara parade militer peringatan hari kemenangan (atau Victory Day) atas Nazi Jerman 68 tahun yang silam di Moskow.

Hampir seluruh rakyat Rusia termasuk penyiar TV memasang pita di dada sebelah kiri tanda merayakan hari kemenangan itu. Pertempuran hidup mati bangsa Rusia melawan Jerman menjadi sejarah penting bagi bangsa Rusia; dan karena itu setiap tahun diperingati secara besar-besaran.

Di setiap kota dan desa ada acara mengenang hari yang penuh dengan heroism itu, orang tua, pemuda dan anak-anak memakai seragam tentara Rusia jaman dulu, tank-tank jaman pertempuran itu di pamerkan, ada acara perang-perangan yang meniru adegan pertempuran melawan Nazi, dan sebagainya.

Stasiun-stasiun TV di negeri ini menayangkan film documenter pertempuran melawan Jerman di berbagai kota seperti Stalingrad dan sekitarnya; TV2 itu juga mewancarai para veteran perang yang menjelaskan heroism perjuangan mereka; sebaliknya para veteran yang sudah sepuh atau tua itu berkunjung ke sekolah-sekolah menjelaskan sejarah perjuangan bangsa pada generasi penerusnya.

Pendek kata bangsa Rusia merayakan hari sejarah mereka dengan gegap gempita.

Ironis bagi kita bangsa Indonesia ini, yang dalam sejarahnya dipenuhi dengan sejarah perjuangan anak-anak muda seperti Dr.Sutomo itu untuk merebut kemerdekaan bangsa; tapi saat ini sepi senyap; hanya ada upcara bendera di kantor-kantor pemerintahan; setelah itu bubar.

TV2 kita tetap saja menayangkan acara gossip para selebriti, cerita para koruptor yang menerima uang haram dan dipakai untuk mengumbar nafsu syahwat; acara-acara musik hingar bingar yang membuat para penontonnya menari kesurupan dan lupa bahwa pada tanggal 20 Mei itu dulu anak-anak muda seperti mereka itu berjuang mati-matian mengorbankan jiwa raganya dengan tekad “Indonesia Merdeka”.

Jarang (bahkan boleh dikata tidak satupun) TV, atau radio atau Koran yang mewancarai para pejuang kita; atau menayangkan dan menulis cerita sejarah pergerakan Boedi Oetomo ini.

Saya kebetulan memiliki buku peninggalam almarhum ayah saya buku tua (sekitar tahun 1920an kalau tidak salah) yang ditulis Dr. Sutomo dalam bahasa Jawa. Pahlawan kita ini menulis laporan perjalanan beliau di manca Negara seperti Jepang, Ceylon (Srilanka), Turki, dan negara-negara lain dengan foto-fotonya yang tentunya masih hitam putih.

Dr. Sutomo dalam tulisannya itu menjelaskan kemajuan Negara-negara yang di kunjungi, malahan bisa berkunjung ke makam-makam orang Indonesia yang dibuang penjajah Belanda di Ceylon dan Afrika Selatan. Dalam laporan perjalanannya itu Dr. Sutomo tersirat akan cita-cita luhurnya: kapan bangsa Indonesia ini merdeka.

Saya jadi sedih, ketika melihat begitu luhurnya cita-cita Dr. Sutomo (dan para pahlawan besar lainnya) untuk memerdekan bangsa ini dari hinaan dan cercaan bangsa lain; tapi di pihak lain kita yang mengaku bangsa besar dan santun ini melupakan begitu saja perjuangan mereka.

Presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno (atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Bung Karno”) dulu pernah berujar dengan lantang: “Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menghargai Sejarah Bangsanya”.

Dan sekarang giliran kita menanyakan pada diri kita masing-masing: pantaskah kita disebut sebagai Negara besar itu?

*Alumni University of London, Universitas Airlangga Surabaya; Dosen pada STIE PERBANAS Surabaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

AH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini