Pesan dari Atas Teluk Benoa

Pesan dari Atas Teluk Benoa
info gambar utama

Suatu pagi di bulan September 2007,  pesawat saya mendarat paling awal di Bandara Hassanudin, Makassar, transit sebelum berangkat lagi siang harinya ke Ambon, Maluku. Seorang penumpang dari Yogyakarta yang sama-sama turun dan menunggu di ruangan transit bergumam "kota sebesar Makassar kok bandara-nya kayak gini".  Saya kemudian memang baru mulai merasakan hal yang sama, bahwa bandara Hassanudin sudah cukup tua, kusam, dengan layout yang sangat biasa (terkesan berantakan), dengan langit-langit rendah, dan..sempit. Membuat jengah.

Saya, dan (mungkin) hampir semua orang Indonesia punya ekspektasi yang tinggi agar bangsa Indonesia bisa membangun, melakukan, atau menyelesaikan hal-hal besar . Leluhur kita dulu adalah orang-orang yang membangun mahakarya Candi Borobudur, Prambanan, dan ribuan candi lain yang luar biasa, nenek moyang kita adalah orang-orang pertama kali yang mendarat di benua yang kini disebut Australia, generasi sebelum kita adalah generasi yang menginisiasi dan menggelorakan Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, ASEAN, dan lain-lain.

---

Pada suatu hari di tahun 2007, Singapura sedang bersiap mengadakan salah satu event berskala dunia yang dijangka akan menjadi agenda besar 2008, yakni Singapore Air Show. Dalam sebuah artikel di surat kabar setempat, ada sebuah kalimat "It's another test for a can-do Singapore". Ternyata, Singapore Air Show tak hanya sukses terlaksana di 2008, tapi juga sukses menjadi salah satu 'jujugan' dunia penerbangan Asia, bahkan dunia.

Saya sangat sering ke Singapura, dan setiap saya pergi ke sana, selalu ada saja proyek-proyek besar yang sedang berlangsung. Ada pembangunan Marina Bay, Universal Studio, Gardens by the Bay, dan kini sedang mengembangkan lagi jaringan kereta bawah tanah yang lebih terintegrasi. Singapore dan Malaysia sedang berencana membangun high-speed train yang menghubungkan Singapura dan Kuala Lumpur, dan saya yakin, tak lama lagi proyek itu akan segera terlaksana.

Negeri kecil seluas separuh Gunung Kidul itu sudah begitu jamak dengan program dan proyek-proyek besar. Mendarat di Changi dan melihat bandaranya, tentu bagi orang yang kurang faham ukuran Singapura, akan menyangka bahwa Singapura adalah negara yang besar. Bandaranya besar, bis-bisnya besar, jalan-jalannya lebar, gedung-gedungnya tinggi.

---

Bagaimana dengan Indonesia?

 

Setelah 2007, saya baru mengunjungi Makassar kembali pada 2012, 5 tahun sesudahnya. Dan, bandara baru yang megah, bersih, modern dan berkelas sudah beroperasi, sebenarnya sejak 2008. Artinya, tanpa saya sadari, pada waktu saya ke Makassar pertama kali, pembangunan bandara baru ini sudah mulai. Konon inilah proyek besar pertama di Indonesia, yang didanai, didesain, dan dikerjakan sendiri oleh putra putri bangsa.

Banyak lagi sebenarnya. Dan yang paling gres adalah, diresmikannya bandara Kuala Namu yang megah di Medan, bandara baru Ngurah Rai yang desainnya mengesankan, hingga jalan tol di atas laut Benoa-Nusa Dua (12.7km) yang fenomenal itu. Khusus untuk bandara Ngurah Rai dan Jalan Tol Benoa-Nusa Dua perlu diberikan catatan khusus. Inilah proyek raksasa nasional yang dikerjakan dengan sangat cepat, dan berhasil selesai dengan cepat. Hanya 14 bulan.

Capaian yang bukan main-main. Membangun proyek-proyek raksasa seperti itu, bukan hanya membangun kontruksinya, namun juga menggerakkan para birokrat, menggerakkan para pengambil kebijakan, menggerakan para insinyur dan arsitek, menggerakkan para pekerja. Bukan itu saja. Berkomitmen pada deadline, berkomitmen pada kualitas yang baik, berkomitmen pada hasil yang memuaskan. Dan..berkomitmen menjaga agar proyek mulia ini tak terkotori korupsi.

Melihat jalan tol di atas laut berkelok-kelok yang luar biasa itu, didanai, didesain, dan dikerjakan oleh putra putri terbaik negeri, mulai dilewati berbagai kendaraan, membuat mata saya berkaca-kaca. Saya menunduk bangga ketika membaca BBM dari kawan saya yang sedang melintasi jalan tol itu saat ikut serta dalam peresmian oleh presiden beberapa waktu lalu "Indonesia mampu, kawan". Dan keyakinan itu kini makin menggebu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini