Raden Saleh, "Pangeran Hitam" Penakluk Eropa

Raden Saleh, "Pangeran Hitam" Penakluk Eropa
info gambar utama
Karyanya menjadi koleksi Ratu Elizabeth II dan dipajang di museum-museum seni dunia. Dialah Raden Saleh, pelukis pertama Indonesia yang merambah Eropa. Damai baru kembali berjejak di Eropa ketika seorang priyayi Jawa berdarah Arab berlabuh di Amsterdam. Saat itu Napoleon belum lama mati. Pasukannya cerai berai dan wilayah kekuasaannya dibagi-bagikan. Eropa yang lelah berperang, sedang berganti paras buat menyambut era industrialisasi. Saat semacam itulah Raden Saleh tiba di Eropa. Ia dititahkan penguasa kolonial Belanda untuk belajar seni rupa di Koninklijke Academie van Beeldende Kunsten Den Haag. Kepergiannya dimaksudkan sebagai eksperimen sosial. Buat menjawab apakah seorang pribumi bisa dididik menjadi Europeanen, warga kulit putih Eropa. Maka selama sepuluh tahun Raden Saleh berkutat di Den Haag. Hingga akhirnya ia mulai berkelana tahun 1839. Pengembaraannya berakhir sementara di Dresden. "Kota ini punya dua keunggulan," tulisnya kepada Kementrian Kolonial Belanda. "Di sini ada banyak obyek untuk dipelajari. Pertama museum-museum berisikan lukisan, benda dan naskah kuno. Selain itu saya mendapat izin buat bekerja di sana dari Raja dan Pangeran Johann von Sachsen. Keunggulan ketiga adalah pemandangan alamnya." Dresden pada era Raden Saleh didominasi oleh kaum liberal. Kebebasan mewarnai politik, pendidikan, seni dan budaya. Saat itu belum ada tempat untuk nasionalisme buta yang berkembang di akhir abad ke-18. Oleh keluarga ningrat Dresden, Serre, Raden Saleh didorong mendalami romantisme dan memadukannya dengan budaya oriental yang ia bawa. "Bait ini untuk mengenang Mayor Serre dan isterinya yang saya sayangi dan hormati seperti orangtua kedua," tulisnya pada 21. Agustus 1840.
diponegoro Tahun 1851 Raden Saleh merasa terpanggil untuk pulang ke tanah Jawa. Fasih dalam lima bahasa, dalam lukisannya ia mengangkat peristiwa sejarah. Lukisan ini, sekarang dipamerkan di istana presiden di Jakarta dan menunjukkan penangkapan Pangeran Diponegoro pada tahun 1857.

Hingga kini jejak Raden Saleh masih terasa di Dresden. Surau yang dibangun buat menghormatinya di sebuah desa di jantung pegunungan Erzgebirge, menjadi situs yang dilindungi dan rajin menjaring wisatawan. Sementara karya-karyanya tersimpan rapih dalam bentuk koleksi pribadi dan museum-museum seni. Salah satu lukisan Raden Saleh bahkan menjadi koleksi Ratu Elizabeth II dari Inggris. Terakhir, lukisan "Berburu Rusa" yang ia lukis tahun 1846 di Dresden laku dengan harga 5,5 miliar Rupiah. raden saleh Maka sosok yang oleh harian Frankfurter Allgemeine Zeitung dijuluki sebagai Der Schwarze Prinz alias Pangeran Hitam itu menjadi wajah pertama Indonesia yang berjejak di Jerman. Untuk menghormatinya, museum Lindenau di Altenburg menggelar pameran khusus karya-karya Raden Saleh bulan September tahun lalu. Sumber: dw.de

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini