"PAUD" Harapan Baru Masa Depan Indonesia

"PAUD" Harapan Baru Masa Depan Indonesia
info gambar utama
Setiap anak memerlukan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain itu, anak memerlukan latihan bersosialisasi sejak dini untuk perkembangan sosial nya. Itulah yang coba di jawab oleh Kementrian Pendidikan dengan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini atau lebih dikenal dengan PAUD. Pedidikan Anak Usia Dini merupakan jenjang pendidikan yang diselenggarakan untuk anak sebelum memasuki jenjang sekolah Dasar. Dengan penyelenggaraan PAUD anak diharapkan akan lebih siap dan cepat beradaptasi dengan kondisi di jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan begitu penyelenggaran pendidikan dasar akan jauh lebih efektif, anak akan lebih siap dalam menerima pelajaran baru dan lingkungan yang baru. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009. Perkembangan PAUD di Indonesia tidak kalah maju dengan negara “besar” seperti Singapura, Jepang dan Jerman. Pada tahun 2013 Kemendikbud mencatat Indonesia memiliki 174.367 lembaga PAUD yang tersebar diseluruh Indonesia. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah mengingat gencarnya Kementrian Pendidikan dalam mensosialisikan PAUD. Perkembangan PAUD di Indonesia yang begitu pesat sangat diharapkan bisa menghasilkan generasi yang mencerahkan masa depan Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini