Perpustakaan Kayu Terbesar ketiga di Dunia ada di Indonesia

Perpustakaan Kayu Terbesar ketiga di Dunia ada di Indonesia
info gambar utama
Perpustakaan Kayu, mungkin dalam benak kita adalah perpustakaan dengan buku-buku tentang kayu. Namun sebenarnya perpustakaan kayu adalah perpustakaan yang mengumpulkan segala hal tentang kayu. Koleksi-koleksinya bukan hanya buku namun lebih mengutamakan tentang spesimen kayu. Spesimen kayu yang dikumpulkan juga berasal dari seluruh dunia dan tentu saja dari Indonesia yang menjadi paru-paru dunia melalui hutan tropisnya. Menariknya menurut catatan publikasi ilmiah telah teridentifikasi lebih dari 4.000 jenis pohon kayu yang terdapat di Asia Tenggara, dengan sebagian besar jenis-jenis tersebut tumbuh di Indonesia. Namun ternyata baru sekitar 75% atau 3.001 jenis saja yang sampel kayunya baru berhasil di koleksi hingga saat ini. Xylarium Bogoriense atau perpustakaan kayu yang berlokasi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) Bogor tersebut telah mengumpulkan contoh kayu sebanyak 40.858 spesimen dari 591 marga (genus) dari 94 suku (family). hutan tropis Seperti dikutip dari Republika, Andianto seorang peneliti anatomi mengatakan bahwa Xylarium Bogoriense bermanfaat untuk edukasi, pendidikan, dan wisata sejarah tanaman pohon di Indonesia. Perpustakaan kayu ini difungsikan untuk empat hal diantaranya perpustakaan kayu yang berlokasi di Jalan Gunung Batu, Bogor ini. Pertama, sarana penunjang penelitian ciri anatomi dan taksonomi tumbuhan berkayu. Kedua, bahan rujukan dan identifikasi contoh kayu tak dikenal. Ketiga, sumber informasi nama lokal dan nama ilmiah kayu. Keempat, sumber informasi keanekaragaman jenis kayu di wilayah tertentu. Kelima, sumber informasi wilayah persebaran jenis-jenis kayu tertentu. Perpustakaan yang didirikan oleh kolonial Belanda sejak tahun 1914 tersebut nyatanya adalah perpustakaan kayu dengan koleksi spesimen terbesar ketiga di Dunia. Upaya identifikasi kayu merupakan tahapan yang sangat penting. Sebab proses ini dapat digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kayu yang diperdagangkan, peruntukannya, serta menentukan nilai kayu tersebut. Identifikasi kayu tak jarang dibutuhkan aparat kepolisian, kejaksaan, dan bea cukai untuk memastikan spesies kayu dilindungi yang dilarang diperjualbelikan, serta diselundupkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini