100 Persen buatan Indonesia, Satelit LAPAN A2 Esok Diluncurkan

100 Persen buatan Indonesia, Satelit LAPAN A2 Esok Diluncurkan
info gambar utama
Impian Indonesia untuk memiliki teknologi angkasa secara mandiri mulai terwujud. Bila sesuai rencana, satelit buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bernama LAPAN A2/Orari, akan diluncurkan dari India, 27 September 2015 besok. Ini adalah satelit pertama yang seluruh prosesnya dikerjakan di Indonesia. Satelit Satelit yang selesai dibangun pada tahun 2012 itu sudah dikirim ke India, pada Jumat (4/9/2015) yang lalu seusai diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Satelit ini akan diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota. LAPAN A2 ditumpangkan pada roket India bermuatan utama satelit astronomi Astrosat. Menurut Ketua Tim Insinyur LAPAN A2/Orari M. Mukhayadi, para insinyur itu berasal dari berbagai bidang ilmu: teknik mesin, fisika, penerbangan, elektronika, komputer, dan pemrograman. Menariknya kebanyakan insinyur masih berusia muda yaitu berumur sekitar 30 sampai 40 Tahun. Satelit LAPAN A2/Orari adalah satelit mikro berdimensi 50 x 47 x 38 sentimeter dan berbobot 78 kilogram.
lapan a2 LAPAN A2 sebelum diluncurkan (Foto: Liputan6.com)

Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN Suhermanto mengatakan, sejak satelit LAPAN A1 diluncurkan pada tahun 2007, sejumlah negara seperti Tiongkok dan Singapura ikut membuat satelit mikro. Proses pembuatan yang lebih sederhana, cepat, murah dan peluncurannya lebih mudah jadi alasannya. "Pembangunan satelit yang lebih kompak sedang tren," ujarnya. Sama dengan A1, LAPAN A2 adalah satelit eksperimental, bukan operasional. Namun, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, pertengahan Agustus lalu, mengatakan, penguasaan satelit mikro sangat penting sebagai penahapan menguasai teknologi satelit komunikasi yang teknologinya lebih rumit. Orbit A2 berada pada ketinggian 650 kilometer (km) dari muka Bumi, lebih tinggi 20 km dari A1. Bedanya, A2 satelit ekuatorial atau mengelilingi bagian khatulistiwa Bumi, bukan satelit polar yang mengelilingi kutub Bumi seperti satelit A1. Keunggulannya, satelit ekuatorial akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali sehari, sedangkan satelit polar hanya 4 kali sehari. Satelit A2 juga dilengkapi sejumlah instrumen yang lebih baik daripada A1, seperti kamera digital dan kamera video analog untuk memotret muka Bumi beresolusi 4 meter dan lebar sapuan 7 km. Resolusi kamera A1 hanya 6 m dan lebar sapuannya 3,5 km. Sehingga Kamera pada Satelit A2 diyakini bisa untuk memantau perubahan tata guna lahan. Instrumen lainnya yang dipasang pada LAPAN A2 adalah Automatic Identification System (AIS) yang digunakan untuk mendukung kegiatan kemaritiman di Indonesia seperti memantau pergerakan kapal laut, eksplorasi sumber daya laut dan perikanan, serta operasi keamanan laut. Selain itu, satelit juga dilengkapi voice repeater dan automatic packet reporting system (APRS) untuk mitigasi bencana menggunakan radio amatir. APRS bisa digunakan untuk penjejakan obyek bergerak, seperti memantau banjir dan perubahan tinggi muka air laut dan pergerakan manusia sehari-hari. "APRS bisa juga menandai obyek tetap, seperti pulau-pulau terluar Indonesia," kata Djoko M Susilo dari Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini