Pasar Bubrah, Bagian Terindah Dari Gunung Merapi

Pasar Bubrah, Bagian Terindah Dari Gunung Merapi
info gambar utama

Di kalangan pendaki gunung di Indonesia, Gunung Merapi merupakan gunung yang menjadi salah satu obsesi utama. Jika dibandingkan gunung-gunung yang ada di Indonesia, tinggi gunung ini sebenarnya tidak seberapa. Tinggi maksimalnya tidak sampai 3.000 mdpl. Namun, status Gunung Merapi sebagai gunung paling aktif di Indonesia membuatnya selalu ramai dari aktivitas pendakian

Track pendakian Gunung Merapi tergolong sedang. Tidak terlalu rumit namun juga tidak bisa dikatakan mudah. Track pendakian banyak didominasi oleh track menanjak namun tidak terlalu panjang

Di Gunung Merapi, kita tidak akan menemukan padang rumput seperti tetangganya, Gunung Merbabu. Setelah melewati vegetasi, kita akan langsung disambut oleh track berbatu kerikil yang di sampingnya adalah jurang. Satu hal lagi, sepanjang track pendakian Gunung Merapi kita tidak akan menemukan area camping ground. Satu-satunya area camping di GUnung Merapi adalah di Pasar Bubrah

Pasar Bubrah sendiri merupakan bagian paling indah di Gunung Merapi. Tempat ini sekaligus merupakan batas aman pendakian Gunung Merapi. Di tempat ini kita memang tidak akan mendapatkan pemandangan padang rumput yang disertai oleh bunga edelweis seperti di Sabana 2 Gunung Merbabu, namun, pemandangan di tempat tidak kalah keren

Pasar Bubrah merupakan sebuah area lapang yang dipenuhi oleh batu-batu berbagai ukuran. Batu-batu tersebut merupakan sisa-sisa erupsi Gunung Merapi dari waktu ke waktu. Tempat ini unik karna jarang sekali gunung di Indonesia yang memiliki pemandangan seperti ini. Saat pagi hari (atau lebih tepatnya subuh) pemandangan di tempat ini sangat indah. Bukit-bukit di depan sana akan membentuk suliet yang cantik. Saat hari beranjak terang, pemandangan Gunung Merbabu yang berada tepat di depan Gunung Merapi adalah sajian yang begitu istimewa

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini