Indonesia Berpeluang Jadi Kiblat Busana Muslim Dunia

Indonesia Berpeluang Jadi Kiblat Busana Muslim Dunia
info gambar utama

Dunia fesyen Indonesia diklaim sedang menuju ke arah perkembangan positif agar diakui dunia. Indonesia melihat 'celah' untuk bisa menjadi yang terdepan di dunia fesyen lewat busana muslim.

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk menggarap sektor busana muslim.

Selain itu, desain-desain busana muslim Indonesia pun diakui punya keanekaragaman dan juga model yang tak berbeda dari busana muslim pada umumnya. Dengan kata lain, busana muslim Indonesia dikagumi muslimah lain di seluruh dunia. Busana muslim kreasi desainer Indonesia ini dianggap bisa tampil gaya tanpa harus 'terbuka'.

Berbagai keuntungan dan kesempatan ini dimanfaatkan penggiat mode dan pemerintah untuk bisa sukses di dunia fesyen muslim.


Indonesia pun menggantungkan mimpi untuk jadi kiblat busana muslim dunia pada tahun 2020. Untuk mewujudkan cita-cita ini, beragam upaya dan strategi dilakukan. Beragam asosiasi fesyen dengan berbagai visi dan misi pun dikembangkan untuk mencapai cita-cita ini. Kolaborasi dijalin antara asosiasi, desainer, dan juga pemerintah.

Pemerintah tak ketinggalan ambil bagian juga untuk mewujudkan mimpi tersebut. "Dari 750 ribu IKM yang di Indonesia, 30 persennya merupakan industri fashion muslim. Jika hal ini berjalan seiringan bukan tidak mungkin IKM fashion muslim pun akan terangkat ekonominya, terangkat pula perekonomian Indonesia," ujar Musa Widyatmodjo, desainer senior dan chairman APPMI.

Secara umum, industri fashion saat ini mampu menyumbang 50 persen dari pendapatan negara di bidang industri kreatif dan terdapat 2-3 persen pertumbuhan ekspor setiap tahun.

Tak cuma itu, mimpi Indonesia menjadi kiblat busana muslim juga membuat Indonesia jauh lebih kreatif untuk menghadirkan berbagai pekan mode dan ajang fesyen muslim tanah air. Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengungkapkan bahwa hal ini akan mendatangkan banyak wisatawan.

"Fesyen nomor dua terbesar setelah kuliner. Kuliner 32 persen yatiu sebanyak 220 Triliun, fesyen 30 persen, 200 Triliun. Nomor tiga kerajinan, keempat printing, kemudian desain, termasuk arsitektur di dalamnya," kata Arief.




Sumber : www.cnnindonesia.com
Sumber Gambar Sampul : https://www.wardahbeauty.com/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini