Kilang Minyak Pertama di Indonesia Ternyata Ada di Wonokromo, Surabaya

Kilang Minyak Pertama di Indonesia Ternyata Ada di Wonokromo, Surabaya
info gambar utama

Tahukah kamu kilang minyak pertama yang ada di Indonesia di mana ? Cepu ? Bukan, kilang minyak pertama itu ada di daerah Wonokromo, Surabaya. Berikut beberapa catatan yang berhasil GNFI himpun dari berbagai sumber.

Jauh sebelum Perang Dunia II dan perang kemerdekaan, perusahaan-perusahaan minyak asing telah membangun kilang minyak di beberapa tempat di Indonesia seperti Wonokromo, Pangkalan Berandan, Cepu, Balikpapan, Plaju, dan Sungai Gerong.

Kilang Wonokromo merupakan kilang pertama dan tertua di Indonesia. Dibangun pada tahun 1889 setelah ditemukan minyak di daerah konsesi Jabakota dekat Surabaya oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij.

Dalam perang kemerdekaan para pejuang berusaha merebut dari Jepang penguasaan atas pembekalan BBM di dalam negeri beserta sarana penimbunan dan pengangkutannya. Usaha tersebut tidak berjalan lancar karena kedatangan kembali Belanda dalam pasukan NICA. Terjadilah bentrokan senjata antara pejuang Indonesia dan tentara Belanda.

(Kilang Minyak Wonokromo/fotoleren.nl)
info gambar

Sebagai akibat serbuan Belanda dalam Agresi I Belanda tahun 1947, wilayah Indonesia terpecah menjadi dua daerah kekuasaan, yaitu daerah kekuasaan Republik Indonesia dan daerah kekuasaan Belanda.

Daerah kekuasaan Belanda terutama daerah yang memiliki potensi ekonomi yang menguntungkan Belanda. Karena terpecahnya kedua daerah kekuasaan itu, terjadi pemisahan dalam penyediaan BBM.

Sebelum Agresi I Belanda, Cepu dan sekitarnya menjadi penyedia BBM yang utama untuk Pulau Jawa. Hal ini karena Kilang Wonokromo hancur oleh pemboman tentara Sekutu.

Sementara itu, Gerretson dalam bukunya menuturkan, bahwa setelah Stoop berhasil menemukan minyak di desa Kuti pada tahun 1888, ia membuat kilang kecil di desa Medang, tidak jauh dari desa Kuti. Kilang ini yang kapasitasnya satu “cikar” sehari atau 8000 peti per tahun, dibangun sebagai percobaan, yang pada akhir tahun 1888 dihentikan.

Produk yang selama itu dikumpulkan dipasarkannya pada tahun 1889. Pada tahun 1890 diambil keputusan untuk membangun kilang yang lebih besar di Wonokromo, antara kanal ke sungai Brantas dan stasiun kereta api Wonokromo.

Surabaya dan sekitarnya yang berpenduduk padat merupakan daerah pemasaran yang sangat baik bagi minyak lampu hasil Kilang Wonokromo. Produk kilang dijual dalam jumlah besar kepada pembeli yang datang sendiri ke kilang dengan membawa kaleng-kaleng bekas minyak lampu produk Amerika untuk kemasannya.

Pada Tahun 1911 Kilang Wonokromo dibeli oleh BPM dan dioperasikan bersama Kilang Cepu. Sampai pada akhirnya tahun 1972 Pertamina memiliki 8 kilang minyak. Kilang Pangkalan Berandan, Kilang Plaju, Kilang Wonokromo, Kilang Dumai, Kilang Sungai Pakning, Kilang Sungai Gerong, Kilang Balikpapan, dan Kilang Cepu.


Sumber : (Warta Pertamina, Cerita Sby, dan dari berbagai sumber lain)
Sumber Gambar Sampul : ilustrasi/tribunnews

Editor yf/gnfi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini