Jika anda pernah mendarat di Kansai Internasional Airport di Osaka, anda tentu mafhum bahwa bandara besar ini sebenarnya mengapung di lautan. Bandara ini mengapung di atas pulau buatan di tengah teluk Osaka. Bandara ini 'terpaksa' di bangun di tengah laut untuk menghindari polusi udara maupun suara yang disuarakan oleh penduduk kota setempat, dan akhirnya diputuskan bandara raksasa ini dibangun tidak di atas daratan.
Inilah bandara yang dibangun dengan biaya yang sangat mahal (hampir $20 milyar). Begitu rumit dan raksasanya proyek ini, bandara Kansai dinobatkan sebagao salah satu dari sepuluh struktur yang diberikan Penghargaan "Rekayasa Sipil Monumen dari Milenium" yang diberikan oleh American Society of Civil Engineers.
Bandara terapung pertama di Indonesia kabarnya juga akan dibangun, yakni di kawasan Bali utara tepatnya di Buleleng. Bandara dengan luas 1.400 hektare ini bakal mirip kapal induk, karena landasan pacu (runway) akan mengapung di atas laut. Tak hanya itu, konseptnya akan menjadi green airport, air dari laut, energi dari arus laut dan matahari. Dengan model terapung ini, maka pembangunan bandara baru ini tidak sampai mengganggu areal persawahan dan pemukiman.
Pembangunan bandara ini terdiri dari airport, power plan, runway dengan terminal, dan marina cruise.
Bandara baru ini akan mengusung konsep Green Airport sehingga untuk power plan (pembangkit listrik) akan memanfaatkan energi dari arus laut, solar cell, dan geothermal dengan kapasitas 35 Mega Watt.
Bandara baru ini nantinya memiliki daya tampung 3 kali lebih besar dibandingkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan berkapasitas 2.700.000 orang per hari.
Bagaimana menurut anda?
---
Sumber dan referensi:
The Jakarta Post
Tribun News
Wikipedia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News