Cerita Romantisme “Kama Jaya – Kama Ratih” di kota kabupaten Klungkung

Cerita Romantisme “Kama Jaya – Kama Ratih” di kota kabupaten Klungkung
info gambar utama

SEMARAPURA, demikianlah nama ibukota kabupaten Klungkung. Kabupaten yang terletak sekitar 40km kearah timur dari ibukota provinsi bali Denpasar. Kabupaten Klungkung ini adalah merupakan kampung halaman saya, Walaupun saya saat ini berdomisili jauh dari kampung halaman, namun demikian cerita tentang kampung halaman tetaplah tersimpan di lubuk hati. Kenangan manis sejak kecil hingga saya lulus SMA, pesan kehidupan dari orang tua dan dari para guru, serta pesan moral yang terdapat pada wujud patung yang ada di pintu masuk kota kabupaten Klungkung, yaitu Patung Kama Jaya – Kama Ratih yang menggambarkan figur Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih, tersirat memberikan pesan romantisme dari kampung halaman saya kepada siapa saja pasangan pria dan wanita yang kebetulan melewati kabupaten Klungkung.

Sang Hyang Kamajaya adalah anak Semar (Hyang Ismaya) melambangkan Dewa cinta dan berparas elok sekali. Kamajaya beristrikan Dewi Kamaratih, putri Sang Hyang Resi Soma. Dewi ini sebangsa bidadari yang sangat cantiknya. Kamajaya dan Kamaratih pun digambarkan tidak pernah berpisah dan senang bercengkerama di taman.

Cerita tentang Kama Jaya – Kama Ratih tidak hanya didominasi dikalangan masyarakat bali, tapi juga di kalangan masyarakat jawa yang masih melestarikan tradisi kejawen. Menurut kepercayaan orang Jawa, pada waktu seorang wanita hamil untuk pertama kalinya dan diadakan selamatan hamil tujuh bulan (Jawa: mitoni), maka disajikan juga sebuah kelapa gading yang digambar Kamajaya dan Kamaratih dengan harapan semoga mendapat berkah dari Dewa dan Dewi itu dan Sebagai wujud dari buah cinta. Pada acara mitoni atau tujuh bulan (kandungan istri berusia 7 bulan), kelapa muda yg hendak dipecahkan ayah calon bayi sering dilukiskan atau dituliskan nama Kamajaya dan Kamaratih. Apabila nanti anak yang lahir adalah laki, ia akan setampan Kamajaya. Apabila nanti anak yang lahir adalah perempuan, ia akan secantik Kamaratih. Pesan yang tersirat dari ritual mitoni yang terjadi di jawa juga memiliki kesamaan makna dengan ritual yang diadakan oleh masyarakat di bali.

Selain pesan diatas, keberadaan patung “Kamajaya dan Kamaratih” ini bila dipelajari lebihh jauh juga memiliki pesan lainnya yaitu perlunya kesetiaan seorang suami akan istrinya dan begitu juga sebaliknya perlunya kesetiaan seorang istri akan suaminya, seperti yang tersirat dari Kisah Kama Jaya – Kama Ratih ini yang di lukiskan pada cerita Smaradahana, demi terwujudnya kesejahteraan yang bermula dari keluarga dan dari keharmonisan suami dan istri. Yang pada akhirnya Dewa dan Dewi ini senantiasa akan menjaga keselamatan umat manusia di dunia ini.

Refleksi

Yang selalu saya sukai dari keberadaan patung patung yang ada di kabupaten saya di Klungkung adalah keberadaan mereka bukanlah tanpa makna. Bila kita tahu apa nama patung tersebut dan mengerti maknanya, akan dijumpai pesan luhur yang sesungguhnya kita perlukan sebagai tuntunan dalam menapaki kehidupan yang sedang kita jalani saat ini.

Seperti pepatah yang kita ketahui bersama, Di balik kesuksesan seorang pria, pasti ada wanita hebat di belakangnya. Pepatah ini memang banyak benarnya dan kaliamat itupun bukan tanpa bukti. Menurut kalimat tersebut, para wanita memang harus lebih membuka pikiran dan hati untuk mengetahui hak dam kewajibannya. Tidak mudah memang, bagaimanapun keadaannya, hakikat seorang wanita adalah berbakti. Berbakti kepada keluarga, agama, dan bangsa. Wanita harus menjadi manusia yang cerdas dan berbudi luhur. Cerdas tidak hanya dalam tataran akademis. Lebih dari itu, Wanita harus cerdas dalam bersosialisasi, beradaptasi, dan memosisikan diri. Ketika sebagai istri, perempuan berlaku sebagai pendamping suami. Ketika menjadi ibu, perempuan menjelma menjadi ibu yang baik. Ketika berkarir, perempuan melakukan yang terbaik sesuai dengan kapasitas kemampuan. Demikian juga dengan seorang pria, juga harus bertanggung jawab kepada istri dan anaknya serta keluarganya. Bekerja dengan baik di tempat kerjanya demi kesuksesan kariernya serta terus menjunjung tinggi kesetiaan dengan istrinya yang sudah merawat serta menjaga anak anaknya hasil pernikahan yang didasari dengan rasa cinta, Makna dan pesan kehidupan seperti itulah yang sesungguhnya yang ingin disampaikan dari keberadaan patung “Kama jaya – kama Ratih” yang berdiri tepat di pintu masuk kabupaten klungkung.

Akhir kata, selamat datang di kota Klungkung, kota yang penuh dengan sejarah kebesaran kerajaan bali jaman dulu yang berpusat di Semarapura dan penuh pesan pesan kehidupan yang bisa dibaca dibalik keberadaan patung patung yang berdiri di lingkungan kabupaten klungkung.




Sumber :
Sumber Gambar Sampul : Widnyana Sudibiya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini