Robi Navicula, Musisi Asal Bali Wakil Indonesia Di Forum Asia 21 Young Leaders

Robi Navicula, Musisi Asal Bali Wakil Indonesia Di Forum Asia 21 Young Leaders
info gambar utama

Pemuda Indonesia memiliki peran besar dalam kemajuan Asia terutama Asia Pasifik dalam beberapa dekade mendatang. Hal tersebut dibuktikan dengan terpilihnya anak bangsa yang mewakili Merah Putih sebagai delegasi dalam jaringan pemimpin-pemimpin muda se-Asia Pasifik dalam ajang Asia 21 Young Leaders ke-11 yang diinisiasi oleh organisasi Asia Society.

Dalam ajang tersebut tepilih 32 orang profesional dalam satu kelas tahun 2016 yang datang dari dari 24 negara yang mewakili berbagai sektor, mulai dari pihak swasta, publik, dan sektor nirlaba. Harapannya dengan terpilihnya para profesional tersebut akan terbentuk kelompok yang mampu mebentuk masa depan yang lebih cerah untuk Asia Pasifik.

Kelas 2016 tersebut dipilih dengan proses yang sangat kompetitif dengan memertimbangkan setiap pencapaian luarbiasa, komitmen pada palyanan publik dan telah memiliki kemampuan yang teruji untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Diantara pemimpin muda Asia 21 Young Leaders tersebut adalah Ankit Agarwal dari India yang merupakan pengusaha sosial yang berusaha melindungi Sungai Gangga dari limbah beracun akibat sampah bunga dari kuil-kuil. Dirinya berusaha untuk mengumpulkan bunga-bunga tersebut dan menjualnya.

Kemudian Kongngy Hav dari Kamboja, seorang pendiri dari perusahaan sosial yang berusaha menyelesaikan masalah krisis hunian melalui program pembuatan produk bata yang murah dan ramah lingkungan. Selain itu ada juga Catlin Ishihara Powers dari Amerika Serikat yang berinisiatif untuk membantu keluarga-keluarga di negara-negara berkembang untuk mendapatkan energi melalui tenaga surya.

Sedangkan dari Indonesia, Merah Putih diwakili oleh Gede Robi Supriyanto seorang musisi dan vokalis rock yang terkenal dengan nama Robi "Navicula". Seorang aktifis asal Bali yang juga seorang petani yang mengajarkan pertanian organik di berbagai wilayah di Asia Tenggara.

Di Tanah Air, Band Navicula, dikenal sebagai band grunge yang memiliki semangat aktifitsme sosial dan lingkungan. Band yang tumbuh di Bali ini banyak mengambil inspirasi dari keragaman budaya tidak hanya Indonesia tetapi juga dunia. Lirik-lirik yang disampaikan banyak membahas tentang isu-isu sosial dan perubahan ekologi yang terjadi di Bali maupun di dunia secara umum.

Para anggota Kelas 2016 dan beberapa alumni dari Asia 21 akan berkumpul dalam pertemuan Asia 21 Summit bulan Desember mendatang di Seoul, Korea Selatan. Para pemimpin muda akan berbagi tentang praktek-praktek aktifisme yang telah mereka lakukan dan membantu membangun kelompok projek pelayanan publik yang juga dibahas dalam forum tersebut.

Selain itu, dalam pertemuan nanti para pemimpin muda akan mendapat kesempatan dipilih sebagai organisasi yang mampu mengembangkan komunitas sosial dan ekonomi di regional Asia Pasifik. Inisiatif ini adalah bagian dari Asia 21 Action Lab yang dikembangkan bersama dengan Ek Disha Foundation yang akan memberikan bantuan berupa mentorship, akses pada jaringan Asia 21 dan pembiayaan sebesar 10.000 USD untuk pengembangan program.

"Asia Society didirikan enam dekade lalu oleh John D. Rockefeller ketiga untuk menciptakan sebuah institusi yang mampu membangun jembatan antara Amerika Serika dengan Asia. Dia melihat potensi dari Asia saat yang lainnya tidak melihat (potensi) itu dan dugaan tersebut terbukti," ujar Presiden dan CEO dari Asia Society Josetter Sheeran.

Asia 21 sendiri telah memiliki jaringan 800 pemimpin muda dari 30 negara. Jaringan alumni tersebut merupakan para pemimpin yang terbukti professional sebagai mentor dan kolaborator. Diantara para alumni tersebut adalah tokoh politik Filipina, Senator Paolo Benigno Aquino IV. Kemudian pembuat film berprestasi seperti Maziar Bahari, Nitin Das, dan Sharmeen Obaid Chinoy. Selain itu juga terdapat eksekutif swasta dari Indonesia, Presiden dari Saratoga Invesment, Sandiaga Uno.

Secara lengkap berikut adalah para pemimpin muda yang menjadi anggota dari Kelas 2016:

- Anoka P. Abeyrathne (Sri Lanka), pendiri dan direktu, Sustainsolution.org

- Basanta Adhikari (Nepal), pendiri, Bikalpa-an Alternative

- Ankit Agarwal (India), pendiri dan CEO, Helpusgreen

- Ravi Agrawal (U.K./ India), kepala biro New Delhi, CNN International

- Maysam Ali (Lebanon), Direktur deputi, Stevens Initiatives at Aspen Institute

- Faisal Almarzooqi (UAE), asisten professor bidang teknik kimia dan lingkungan, Masdar Institute

- Qasim Aslam (Pakistan), pendiri, The History Project

- Mitrah Elizabeth Avini (Iran), pendiri, United Voices

- Avinesh Singh Bhar (Malaysia), asisten professor bidang obat-obatan internal, Mercer University

- Arnold Chan (Hong Kong), pendiri dan CEO, Teach4HK

- Clarissa Delgado (Philippines), pendiri dan CEO, Teach for the Philippines

- Ronak D. Desai (U.S.), kanselir, U.S. Congress

- Madiha Gul (Pakistan), pendiri dan direktur kreatif, Mishermayl Productions

- Mohit Gupta (India), pimpinan bidang pricing strategik global, Cargill, Inc.

- Kongngy Hav (Cambodia), direktur, My Dream Home

- Sylvia Kim (Canada), direktur regional, Asian Americans Advancing Justice – Los Angeles

- Kwok Jia Chuan (Singapore), asisten direktur untuk sektor perencanaan dan strategi,, Ministry of Social and Family Development

- Je-Wook Lee (Republic of Korea), presiden dan penerbit, The Jeonnam Ilbo

- Liu Bin (China), pendiri dan wakil ketua, Hua Jing Society

- Nanxi Liu (U.S./China), pendiri dan CEO, Enplug, Inc.

- Maria Lukyanova (Russia), kepala kantor cabang Tunisia, U.N. World Food Programme

- Anna Meloto-Wilk (Philippines), pendiri dan president, Human Heart Nature

- Abdullah Oskay (Turkey), pendiri, Hayat Sende Youth Academy Association

- Catlin Ishihara Powers (U.S.), pendiri dan CEO, One Earth Designs

- Anita Ghazi Rahman (Bangladesh), pendiri dan partner, The Legal Circle

- Maiwand Rahyab (Afghanistan), direktur eksekutif, Afghanistan Institute for Civil Society

- Phalgun Raju (U.S./India), pendiri dan CEO,, Morph Ventures and Morph.org

- Magdalena Seol (Republic of Korea), pendiri dan direktur manajemen, Global Development Advisors

- Gede Robi Supriyanto (Indonesia), musisi, aktifis, penulis dan sutradara, Akarumput

- Shuyin Tang (Australia), kepala sekolah, Unitus Impact

- Yusumasa Yamamoto (Japan), angel investor, Green Capital Management

- Mimi Zou (Australia), asisten direktur, Center for Rights and Justice, The Chinese University of Hong Kong

Sumber : Asia Society
Sumber Gambar Sampul : gin2016.baliis.net

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini