Pesona Batik Papua Berhasil Menyita Perhatian Belanda

Pesona Batik Papua Berhasil Menyita Perhatian Belanda
info gambar utama

Publik Belanda tak kuasa membendung rasa kagumnya terhadap batik Papua yang melenggang manis dalam acara "Fashion Diplomacy" di Grote Kerk, Den Haag. Fashion show ini digelar oleh KBRI Den Haag bersama Dharma Wanita Persatuan Rabu malam (8/9) –waktu Belanda- untuk mempromosikan seni budaya Indonesia.

Grote Kerk yang notabene adalah gereja Protestan yang dibangun antara abad ke-15 dan ke-16, serta merupakan tempat dibaptisnya anggota keluarga Kerajaan Belanda, malam itu dihiasi peragaan busana batik nan elegan khas Papua. Selain peragaan busana, acara dipercantik dengan penampilan tari Mambri dan Yospan dari Papua, serta penampilan live music dari dua penyanyi Indonesia Lucky Octavian dan Shamilla Cahya.

Pergelaran Fashion Diplomacy menampilkan koleksi Batik Mamayoo Private Collection, rumah mode di Jayapura, Papua. Diperagakan oleh model-model Belanda dan satu model Papua, batik Papua dengan motif ukiran kayu, burung Cenderawasih, bunga anggrek, dan ikan tampil dengan citra modern dan high profile. Fashion Diplomacy dihadiri lebih dari 200 orang, yang terdiri atas tamu undangan dari industri fashion di Belanda, para pengusaha setempat, perancang busana Belanda, diplomat asing, mitra kerja KBRI Den Haag, serta para media dari Belanda dan Indonesia.

Koleksi batik papua yang ditampilkan dalam Fashion Diplomacy. foto: detik.com
info gambar

Pujian pun datang dari berbagai kalangan setelah semua koleksi busana Batik Mamayoo rancangan Ian Adrian dipertunjukkan. Diantaranya adalah dari pengamat mode Marianne van Stekelenburg dan Allan Vos, perancang busana terkenal Belanda. Lyana Odinokaja, Account Manajer Dillewijn Zwapak untuk Eropa Tengah dan Timur juga mengutarakan pendapatnya bahwa kreasi desainer yang diperagakan sangat tidak biasa dan Ia belum pernah melihat fashion show yang seperti ini sebelumnya.

tepuk tangan dari tamu undangan fashion diplomacy untuk batik papua. foto
info gambar

Kata Dubes I Gusti A. Wesaka Puja, batik Papua desainnya sederhana, tapi kesederhanaan itu justru kecanggihan tertinggi untuk menghadirkan keindahan Papua. Fashion adalah tentang ekspresi diri. Selain itu, fashion juga ditujukan untuk pemahaman budaya. Lewat event ini, siapapun diharapkan bisa mengenal dan mengerti budaya lain.

Fashion Diplomacy dianggap oleh sang pemilik Batik Mamayoo Private Collection, Yolanda Tinal sebagai salah satu kesempatan untuk mengangkat keunikan budaya Papua, terutama potensi batik Papua. Supaya batik Papua dikenal dunia, bukan hanya Indonesia. Dan ia menjamin, panggung fashion show di Belanda ini bukan yang terakhir, kedepannya ia masih akan gencar mempromosikan batik Papua ke dunia.




Sumber : detik.comantaranews.com
Sumber Gambar : tmpo.co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini