Kereta Tanpa Awak untuk Bandara Soekarno-Hatta

Kereta Tanpa Awak untuk Bandara Soekarno-Hatta
info gambar utama

Operator 13 bandara di Indonesia Barat, PT Angkasa Pura II menargetkan pembangunan Automated People Mover System di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng rampung pada Mei-Juni 2017.

Head of Corporate Secretary & Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan proyek kereta tanpa awak atau biasa disebut dengan Automated People Mover System (APMS) saat ini masih dalam tahap pengerjaan.

“Proses tender sudah selesai, dan sedang persiapan. Kami juga sudah mulai technical meeting. Nantinya itu akan ada dua pekerjaan, yakni penyediaan vehicle atau rolling stok, dan bagian konstruksinya,” katanya di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Agus mengungkapkan, penyediaan kereta tanpa awak di Soekarno-Hatta tersebut akan dikerjakan oleh PT Len Industri—bekerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Woojin—dengan nilai kontrak sebesar Rp530 miliar.

Kedua perusahaan tersebut akan menggunakan teknologi sistem sinyal modern tanpa awak (communication based train control/CBTC Driverless) dengan panjang lintasan 2,98 km untuk melayani lima terminal di sisi darat bandara.

APMS menggunakan jenis kereta automated guided transport (AGT) dengan tipe side guided. Kereta itu nantinya bakal beroperasi dengan 3 trainset dengan konfigurasi masing-masing 2 cars berkapasitas 2.100 penumpang per jam per arah (pphpd).

Len Industri sendiri fokus mengerjakan sistem CBTC Driverless, telekomunikasi, dan power substation (kelistrikan). Len Industri ditunjuk secara langsung oleh Angkasa Pura II, karena menjadi satu-satunya pilihan yang mampu memenuhi seluruh persyaratan pelelangan.

“Sementara untuk pengerjaan konstruksinya, kami menunjuk WIKA dengan nilai kontrak sebesar Rp418 miliar. Dengan demikian, total nilai investasi APMS mencapai hampir Rp1 triliun,” ujarnya.

Apabila tidak ada aral melintang, lanjut Agus, proyek APMS dijadwalkan beroperasi penuh pada Mei-Juni 2017, atau bersamaan dengan beroperasi fasilitas bandara lainnya antraa lain kereta bandara.

Kereta Bandara

Agus mengungkapkan, bahwa lahan untuk kereta bandara masih dalam proses pembebasan lahan. Sayangnya, dia tidak menjelaskan lebih detail progres pebangunan kereta bandara di Seokarno-Hatta tersebut.

“Memang masih agak bermasalah di proses pembebasan lahan, dimana itu menjadi tugas PT KAI. Kalau yang saya dengar, proses hukumnya itu sudah selesai, tinggal bagaimana eksekusinya,” tuturnya.

Kendati demikian, Agus optimistis proyek APMS dan kereta bandara akan selesai sesuai dengan jadwal. Apalagi, pembangunan kedua fasilitas bandara di Soekarno-Hatta itu juga didorong oleh Presiden Joko Widodo.

Di sisi lain, belum beroperasinya kereta bandara juga menjadi salah satu penyebab kepadatan lalu lintas di area kedatangan Terminal 3 Soekarno-Hatta. Pasalnya, Kereta bandara diproyeksikan melayani 70% dari total penumpang yang tiba di Terminal 3.

“Kami sebetulnya mohon maaf, karena sebenarnya Terminal 3 ini enggak salah desain, tetapi memang ada asumsi yang belum tercapai. Kami tidak tutup mata dengan kekurangan ini, kami tetap berkomitmen untuk improve,” ujarnya.

Sumber : industri.bisnis.com

Gambar utama : translinklisten.ca

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini