Indonesia bawa strategi berkelanjutan teknis yang bekerja sama dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk membuat teknologi nuklir yang akan dibawa dalam program perdamaian. Program ini merupakan program perdamaian untuk se-Asia Pasifik melalui platform kerjasama di Regional Capacity Building Initiative (RCBI). RCBI ini akan diluncurkan di akhir tahun 2015, dan mulai dioperasionalkan pada tahun 2016. Program ini akan difasilitasi oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang telah ditugaskan oleh pusat kerjasama IAEA, serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk kapasitas bangunan yang bebas radiasi.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nassir yang terpilih menjadi ketua delegasi Indonesia pada General Assembly of the IAEA di Vienna, Austria ini memaparkan bahwa pengaplikasian dari teknologi nuklir untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Tiga belas dari 17 poin-poin ini disebutkan bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan sangat berkaitan dengan fungsi dan peran IAEA dalam pengembangan dan kemakmuran.
Tak hanya itu, Indonesia juga akan memberikan bantuan teknis kepada anggota IAEA lainnya. Bantuan teknis lainnya adalah program pelatihan dalam agrikultur, terutama dalam pelestarian makanan untuk daerah bencana dan aplikasi industri. Indonesia juga menggelar pameran dengan tema “Memanfaatkan Nuklir S & T untuk Kesejahteraan Manusia: Penguatan Ketahanan Pangan" yang menampilkan pengaplikasian teknologi nuklir untuk perdamaian, makanan, kesehatan, obat-obatan, industry, dan pelestarian lingkungan.
Sumber : AntaraNews
Sumber Gambar Sampul : https://www.picture-newsletter.com/nuclear/
Edit:
Memperbaiki kesalahan penyebutan nama negara
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News