Rupa-rupa Transformasi Tiket Kereta dari Masa ke Masa

Rupa-rupa Transformasi Tiket Kereta dari Masa ke Masa
info gambar utama

Tepat pada tanggal 28 September hari ini, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memperingati hari jadinya yang ke-71. Transportasi yang kini menjadi favorit masyarakat Indonesia telah mengalami banyak sekali perubahan, mulai dari infrastruktur kereta api, stasiun, hingga sistem ticketing.

Sepuluh tahun lalu, masyarakat masih merasakan antrian panjang untuk membeli tiket hingga berdesak-desakan di dalam kereta. Kini, hal itu tidak lagi kita rasakan karena PT KAI telah berinovasi menjadi lebih digital dan lebih disiplin dalam membatasi jumlah penumpang.

Satu hal yang patut diingat dari perjalanan kereta api adalah tiket. Tanpa satu hal itu, kita tidak diizinkan untuk naik ke dalam kereta api. Tiket kereta api pun mengalami transformasi dari masa ke masa. Seperti apa transformasinya?

  1. Berbentuk kartu seukuran ibu jari

Tiket bentuk ini sebenarnya merupakan adopsi dari bentuk tiket yang diciptakan oleh Thomas Edmonson, salah seorang kepala stasiun kereta api di Newcastle dan Carlisle, Inggris. Bentuknya kecil, hanya berukuran 3x5 sentimeter dan sangat mudah disimpan di dalam saku. Tiket Edmonson inipun diterapkan oleh KAI sejak awal ada di Indonesia hingga sekitar tahun 2008. Pada tiket tersebut terdapat keterangan nama kereta, tujuan, dan harga tiket. Mesin cetak tiket ini dapat kita lihat di Museum Kereta Api Lawang Sewu, Semarang.

Tiket Edmonson (source: bintang.com
info gambar

  1. Berubah memanjang pada tahun 2009

Kemudian, tiket kereta api yang kecil tersebut berubah menjadi bentuk kertas berukuran lebih besar, yakni sekitar 20x7 sentimeter. Ukurannya memang jauh lebih besar lantaran di dalamnya ada lebih banyak keterangan yang tertulis, seperti nama penumpang, nama kereta, tanggal keberangkatan, jadwal berangkat dan waktu tiba, kelas kereta, tempat duduk, serta harga tiket.

Tiket mulai tahun 2009 (source: bintang.com)
info gambar

Tiket mulai tahun 2009 warna merah (source: bintang.com)
info gambar
  1. QR Code pada tiket

Mulai tahun 2012, PT KAI semakin disiplin dalam pelayanan penumpangnya, hal ini untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan tindakan kriminal di dalam stasiun maupun kereta api. Oleh karenanya, pada tahun 2012 tiket kembali berevolusi. Namun, dari segi bentuk tidak banyak berbeda dengan sebelumnya. Hanya saja, keterangan di dalam tiket menjadi lebih banyak, yakni adanya nomor identitas (KTP/SIM/Paspor) dan adanya QR code untuk memverifikasi tiket tersebut. Dengan sistem tiket yang baru ini, calon penumpang pun dikenakan sistem check in baru, yakni harus menunjukkan kartu identitas seperti yang tertera pada tiket.

Tiket dengan QR Code (source: kaskus.com)
info gambar

  1. Tiket Boarding Pass

Dengan pertimbangan waktu kecepatan untuk mencetak tiket, PT KAI pun kembali membuat transformasi tiket. Mulai tahun 2016 ini, tiket kereta api berlaku sekaligus sebagai boarding pass. Bentuknya lebih sederhana daripada tiket sebelumnya, yakni kertasnya lebih tipis dan warnanya menjadi oranye, ukurannya pun agak lebih kecil. Namun, informasi yang ada pada tiket tidak ada perbedaan dengan bentuk tiket sebelumnya, perbedaan hanya pada bagian QR Code yang lebih kecil.

Tiket boarding pass terbaru (source: kaorinusantara.or.id)
info gambar

Tiket ini harus dicetak sendiri oleh para calon penumpang dengan mengetikkan kode booking atau kode pembayaran yang tertera pada bukti pembayaran tiket ke layar Pencetak Tiket Mandiri. Namun, tidak seperti tiket sebelumnya yang dapat dicetak kapanpun sebelum waktu berangkat, tiket boarding pass ini hanya dapat dicetak mulai 12 jam sebelum keberangkatan. Tiket ini sudah diterapkan di semua stasiun di Indonesia.

Dari transformasi tersebut, bagaimana kira-kira bentuk tiket kereta api 5 tahun ke depan, ya?

Sumber gambar: kompas.com

(GNFI)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini