Kecepatan Internet Indonesia Melesat Langkahi Jepang

Kecepatan Internet Indonesia Melesat Langkahi Jepang
info gambar utama

Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta beberapa waktu lalu sudah meluncurkan internet berkecepatan super tinggi untuk memenuhi kebutuhan para calon penumpang dan pengguna jasa Terminal 3. Tak tanggung-tanggung, pengelola Bandara Soekarno Hatta dari Angkasa Pura II menetapkan standar bandwidth speed hingga 50 Mbps. Ini mungkin akan jadi satu yang tercepat di dunia.

Tak hanya di Terminal 3, PT Telekomunikasi Indonesia Persero (Tbk) juga sudah memperluas jaringan internet 4G hingga ke ujung timur Indonesia. Upaya-upaya ini nyatanya menempatkan Indonesia di posisi ke-7 dunia untuk kategori kecepatan puncak internet rata-rata alias Average Peak Connection Speed (IPv4) versi Akamai.

Angka puncak yang didapat Indonesia mencapai 91,9 Mbps. Kecepatan ini memang turun 17% dibandingkan pada laporan yang sama yang dirilis pada Q1 lalu, ketika itu kecepatan puncak internet rata-rata Indonesia tercatat di angka 110,2 Mbps dan berada di posisi ke-3.

Data kecepatan rata-rata internet dunia (source image: detik.com)
info gambar

Pun demikian, hasil di Q2 ini masih tetap melambungkan pertumbuhan Average Peak Connection Speed (IPv4) Indonesia hingga 355% secara year on year (yoy). Termasuk berada di daftar 10 besar, di atas Taiwan Jepang serta Rumania.

Untuk kategori Average Peak Connection Speed (IPv4), posisi pertama masih dipegang SIngapura dengan angka 157,3 Mbps atau tumbuh 7,1% dibandingkan kuartal sebelumnya. Di posisi teratas lainnya diisi oleh Hong Kong, Korea Selatan, Bahrain, Qatar serta Makau.

Sementara untuk kategori Average Connection Speed (IPv4), Indonesia cuma berada di angka 79 dengan kecepatan rata-rata 5,9 Mbps. Raihan ini naik 29% dibandingkan Q1 atau melonjak 148% dibandingkan tahun sebelumnya.

Data kecepatan internet rata-rata dunia (source image: detik.com)
info gambar

"Kecepatan koneksi Internet rata-rata yang terus naik adalah sebuah tren yang melegakan, seiring dengan langkah para peritel daring ( online ) yang bersiap menghadapi kesibukan musim belanja selama liburan," kata David Belson, Redaktur State of the Internet Report.

"Meski demikian, gangguan pada jaringan Internet yang baru-baru ini terjadi, disebabkan oleh banyak hal mulai dari pemadaman jaringan oleh pemerintah, sampai jaringan mati gara-gara individu yang tak diketahui identitasnya. Hal ini mengingatkan kita bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi akses dan penggunaan Internet, yang sering diterima begitu saja tanpa dipertanyakan lagi," lanjutnya.

Sumber: detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini