Yudi Purbaya, Ubah Bubuk Kopi Menjadi Lukisan Berkarya Seni Tinggi

Yudi Purbaya, Ubah Bubuk Kopi Menjadi Lukisan Berkarya Seni Tinggi
info gambar utama

Bagi warga Pontianak, Kalimantan Barat, kopi dan budaya ngopi menjadi hal wajar bagi setiap orang. Bahkan warung kopi disebut sebagai etalase kehidupan karena banyaknya kita menemui masyarakat mengobrol sambil minum segelas kopi disetiap sudut, apapun status sosialnya. Fenomena inilah yang membuat Yudi Purbaya (44) menjadikan kopi sebagai sumber inspirasinya.

Sudah sekitar dua tahun terakhir ini, Yudi menekuni seni lukis dengan memanfaatkan serbuk kopi sebagai bahan utama. Terbukti dengan banyaknya karya lukisan yang dipanjang di rumah bahkan di beberapa tempat lain. Mulai dari realis hingga impresionis.

Salah satunya adalah lukisan berjudul Pontianak Tempo Doeloe. Lukisan ini terpajang di Warung Kopi Wak Somet yang terletak di Jalan Karimata, Kota Pontianak.

Pada lukisan ini, Yudi mencoba menyajikan kembali suasana kota Pontianak pada era sebelum kemerdekaan. Goresan kuas pada kanvas dan warna coklat yang begitu khas dari bubuk kopi memberikan susana baru, namun tidak meninggalkan suasana klasiknya.

Baginya, melukis dengan media kopi tidak semudah seperti yang dibayangkan. Ini dikarenakan cat kopi lebih sulit ditangani untuk melukis dibanding cat biasa. Pigmen dari kopi lebih lengket menempel pada kuas.

“Ini bagian dari proses. Karena kita dituntut untuk kreatif," kata Yudi kepada Pontianak Post.

Untuk menghasilkan karya seni tinggi seperti ini, tentu dibutuhkan ketelatenan dan keberanian dalam bereksperimen. Pasalnya, kendala teknis seperti mengendalikan garis, nada warna (color tones) dan aliran cairan kopi pada permukaan bidang pelukisan akan sering ditemui.

Kepekaan dan kemahiran artistik yang tinggi juga sangat diperlukan dalam melukis dengan kopi. Ini dikarenakan citra yang telanjur terbentuk pada kanvas tidak bisa direvisi atau dihapus. Serta daya-tahan atau keawetan lukisan yang penting diantisipasi.

Menurut Yudi, melukis dengan media kopi sangat menyenangkan. Hanya membutuhkan waktu satu atau dua hari saja untuk menyelesaikan satu lukisan, tergantung besar kecilnya ukuran.

“Ternyata semakin lama semakin menarik. Tidak hanya kopinya, tapi juga aroma yang dikeluarkan dari kopi itu sendiri," tambahnya.

Meskipun di negara lain metode ini sudah lama digunakan oleh pelaku seni, namun masih sedikit pelukis Indonesia yang menggunakan kopi sebagai media lukisnya. Beberapa pelukis dunia yang telah menggunakan metode ini diantaranya Angel Sarkela-Saur & Andrew Saur, Hong Yi, Sunshine Plata dan Karen Eland.

Sumber : pontianakpost
Sumber Gambar :

pontianakpost

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini