Walaupun Terancam Longsor, Sekolah Anak Tani ini Punya Pengembangan Asik

Walaupun Terancam Longsor, Sekolah Anak Tani ini Punya Pengembangan Asik
info gambar utama

Letak SDK Kenalan benar-benar terpencil dan terancam longsor. Untuk tiba ke SDK Kenalan ini, jalan yang harus ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Candi Borobudur, dan medan yang dilalui sangat berliku dan terjal. Apalagi, di kanan dan kiri jalan minim permukiman dan penerangan jalan. Namun, ketika tiba di SDK Kenalan, SDK Kenalan terlihat cukup baik. SDK Kenalan memiliki enam ruang kelas, dari siswa kelas I hingga kelas VI. Masing-masing kelas diisi sepuluh siswa dan dididik oleh tujuh guru. Lalu, sekolah ini memiliki pendapa untuk aula dan dua ruang guru. Di bagian bawah kompleks sekolah itu terdapat tiga kamar mandi dan sebuah kandang kambing, dimana kambing-kambing ini menjadi bahan pelajaran untuk sekolah. Namun, longsor mengancam sekolah itu sewaktu-waktu walupun sudah diberi tebing penahan longsor. Tak hanya itu, mereka juga memiliki pasokan air bersih yang minim.

Walaupun begitu, sekolah ini memiliki program pengembangan yang cukup menarik dan dikemas dalam komunitas Republik Anak Kenalan (RAK) dimana seluruh siswa dan guru SDK Kenalan diposisikan sebagai rakyat RAK. Mereka memiliki seorang presiden, lengkap dengan jajaran menterinya dalam sebuah kabinet. Layaknya sebuah sistem pemerintahan, papar Kepala SDK Kenalan Yosef Onesimus Maryono, presiden dipilih oleh rakyat (penghuni sekolah) dan kandidat presiden berasal dari siswa. Terdapat enam kandidat dari enam partai siswa dan partai tersebut berasal dari organisasi republik anak Kenalan.

Kegiatan ekstrakurikuler di SDK Kenalan cukup beragam. Dari Basis Lintang Menoreh yang berfokus pada literasi dan menerbitkan bulletin yang diberi nama Republikana yang terbit sebulan sekali dan dijual ke luar sekolah. Ada pula komunitas Basis Wiji Thukul yang berfokus pada aktivitas bercocok tanam. Ada komunitas Blekothek yang mengajarkan kesenian, Guyub Maryam atau komunitas rohani, dan Basis Kembang Latar yang mengajarkan estetika. Komunitas Canthang Kumandang atau paduan suara, Turangga Siswa Arga yang berfokus pada tari-tarian tradisional dan Pramuka. Komunitas-komunitas ini akan mengirimkan kandidat untuk maju dalam pemilihan presiden yang berlangsung setiap semester.

Republikana Mei 2013 | sumber: https://republikanakkenalan.blogspot.co.id/
info gambar

Untuk memperkuat demokrasi di sekolah ini, forum anak yang mirip rapat kabinet dilaksanakan dan forum ini dihadiri oleh para guru dan seluruh siswa. Dalam rapat itu dibahas sejumlah persoalan atau kasus yang terjadi di sekolah. Seperti kasus mencuri Lombok karena ingin makan mi instan mentah pakai Lombok. Per Lombok dikenakan Rp 50 dan harus meminta maaf kepada pemilik kebun.

Program-program ini membuat para donator atau orang tua asuh yang tergabung dalam Gerakan Mengasuh Anak Tani (Gemati) terus mendukung keberadaan sekolah tersebut dan para orang tua asuh ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang dari Qatar dan Singapura yang mendonasikan sebagian uangnya untuk biaya para anak tani. Apalagi, tak jarang banyak yang bersedia membiayai si siswa hingga ke jenjang lebih tinggi.

Sumber : Jawa Pos
Sumber Gambar Sampul : Sekaring Ratri | Jawa Pos (pick up untuk mengantar anak-anak ke sekolah)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini