Visi Srikandi: Menjadikan Perempuan yang PHP

Visi Srikandi: Menjadikan Perempuan yang PHP
info gambar utama

Perempuan di era yang sudah amat maju kini mendapatkan lebih banyak tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Perempuan kini tidak dipandang lagi sebagai seorang ibu semata. Lebih dari itu, makin banyak yang punya pikiran bahwa perempuan adalah sumber kekuatan.

Suatu hari, Alifta Kartiko bersama dua orang sahabatnya Rarhas Wijayanti dan Cinthya punya impian membuat wadah bagi para perempuan untuk saling berbagi dan bersatu menciptakan kekuatan. Maka, dengan semangat yang sama tersebut ketiganya pun membentuk Srikandi Project Community pada September 2014.

Karya-karya kreatif dari para Srikandi
info gambar

Menurut Alifta, awalnya SPC tidak memiliki visi yang spesifik. Namun, seiring berjalannya waktu dan telah dapat membaca kondisi real di masyarakat, ia dan rekan-rekannya pun sepakat untuk mengarahkan komunitas ini kepada pemberdayaan perempuan dan isu-isu terbaru tentang perempuan.

Ada alasan tersendiri dalam pemilihan nama Srikandi. ’’Srikandi itu sebenarnya seorang istri, ibu, tapi juga warrior. Istilahnya, kalau zaman sekarang, multitasking gitu kali ya,’’ ujar Rarhas yang merupakan alumnus Desain Interior UK Petra.

Jika dikaitkan dengan masa kini, hal itu bisa diibaratkan dengan perempuan karir yang tidak melupakan tugasnya sebagai ibu. Mendidik anak hingga menjaga kelangsungan rumah tangga.

Let’s connect, share, inspire and action. Empat hal ini menjadi misi yang diusung oleh Srikandi Project Community. Dari misi tersebut, satu visi yang ingin diwujudkan oleh SPC adalah perempuan yang PHP, yakni pretty, healthy, and powerful. retty dipilih karena teman-teman Srikandi tahu bahwa perempuan ingin terlihat cantik. Tetapi, menurut mereka, cantik zaman sekarang terlalu konsumtif. ’’Bagi kami, cantik justru ditekankan pada inner beauty,’’ kata Rarhas.

Cantik juga bersinggungan dengan kata healthy. Kepedulian teman-teman Srikandi pada isu-isu kesehatan seperti kanker serviks atau kanker payudara membuat mereka berupaya agar para perempuan sehat.

Kini SPC sudah memiliki lebih dari 100 anggota yan terdiri mulai dari anak muda (mahasiswi) hingga yang paling sepuh, seorang nenek satu cucu berusia lebih dari 60 tahun.

SPC juga turut membantu dalam pemberdayaan perempuan
info gambar

Ada beberapa divisi yang dibuat. Mulai Srikandipreneur untuk yang suka berbisnis. Ada divisi kreatif yang mengusulkan ide-ide baru untuk agenda komunitas berikutnya. Ada pula divisi talk show-workshop, exhibition, media, public relation, sampai human resource development (HRD).

Bentuk komitmen teman-teman Srikandi terkait isu perempuan terlihat pada beberapa aksi. Mereka ikut serta dalam kampanye breast cancer awareness oleh salah satu kampus swasta pada Oktober lalu. Saat Hari Ibu, para Srikandi mengadakan talk show dan workshop. Februari lalu mereka berpartisipasi dengan terjun ke masyarakat dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional. Mereka menyediakan konsultasi gizi dan tes kesehatan cuma-cuma.

Caption (Sumber Gambar)

Isu-isu prostitusi menginspirasi para Srikandi untuk membuat kampanye Real Man Respect Woman dan She’s Worth It. Di salah satu mal, mereka mengajak banyak pasangan untuk mendukung kampanye tersebut dengan cara foto bersama sambil memegang kipas bertulisan kampanye mereka.

Tak hanya itu, para Srikandi juga turut menyelenggarakan pelatihan untuk ibu-ibu dan remaja putri di daerah Putat Jaya (eks Lokalisasi Dolly) dan membantu mereka untuk membuat produk hingga memasarkannya.

Melalui SPC, para Srikandi berarap perempuan-perempuan tidak perna berhenti untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas. ’Harapannya, kami bisa mengubah mindset perempuan. Bahwa mereka itu punya potensi yang luar biasa, punya peran yang luar biasa untuk kemajuan apa pun,’’ tegas Alifta.


Sumber : Jawa Pos
Sumber Gambar :Jawa Pos

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini