Mengintip Kawasan Menara Kudus yang Menuju Jadi Warisan Budaya Dunia

Mengintip Kawasan Menara Kudus yang Menuju Jadi Warisan Budaya Dunia
info gambar utama

Kawasan Menara Kudus diusulkan jadi warisan budaya dunia. Hal itu dilihat dari berbagai aspek di kawasan menara yang dibangun pada abad 16 ini dinilai memenuhi kriteria sebagai warisan dunia.

Kudus merupakan kabupaten yang terletak di Jawa Tengah ini memiliki bangunan yang unik dan bersejarah, yaitu Masjid Al- aqsha dan lebih dikenal masjid menara kudus. Masjid ini dibangun Sunan kudus sekitar tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah. Karena di mihrab masjid terdapat prasasti sebuah batu yang menunjukkan waktu kapan masjid itu dibangun.

Prasasti yang ada di Masjid Menara Kudus (predatorngelo.wordpress.com)
info gambar

Menara kudus merupakan salah satu peninggalan terbaik. Didalam masjid mempunyai gapura tumpukan batu merah berundak yang menggambarkan khas bangunan pura rumah suci umat Hindu. Masjid ini merupakan bukti salah satu akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan Hindu yang keduanya merupakan peradaban besar pada zamannya. Akulturasi itu berbuah menjadi bangunan yang unik dan berarsitektur seni tinggi. Di satu sisi, menonjolkan sarana ibadah yang sakral, yaitu masjid, dan di sisi lain terdapat candi yang bergaya ornamen Hindu yang digunakan sebagai menara masjid.

Selain itu, di Masjid ini memiliki simbol-simbol kebudayaan dalam detail bangunannya, misalnya di dalam kompleks masjid terdapat pancuran wudhu yang berjumlah delapan. Di atas pancuran tersebut terdapat arca. Jumlah delapan pancuran itu konon mengadopsi keyakinan Buddha, yaitu Asta Sanghika Marga yang berarti delapan jalan kebenaran.

Tempat Wudhu Masjid Menara Kudus (aanprihandaya.com)
info gambar

Di serambi depan Masjid terdapat gapura yang disebut lawang kembar. Gapura ini mirip bangunan candi yang tersusun atas batu bata yang merupakan ciri khas candi-candi di Jawa Timur.

Pintu Masuk ke Masjid (aanprihandaya.com)
info gambar

Bangunan masjid menara kudus yang paling menonjol adalah menara masjidnya yang dahulu dijadikan sebagai tempat adzan. Pada bagian atas menara, terdapat beduk dan kentungan sakral yang dipukul sebagai tanda datangnya waktu-waktu tertentu. Hal ini juga menegaskan bahwa Menara Kudus tidak hanya terpengaruh Hindu Jawa, tetapi juga terpengaruh oleh arsitektur Hindu Bali. Selain itu, pada bagian atap kepala menara yang berbentuk atap tumpang atau tajuk dari kayu jati dengan empat saka guru yang menopangnya merupakan atap khas rumah Jawa-Hindu. Bangunan itu lalu diadaptasi ke dalam ajaran Islam yang mengandung makna iman, Islam, dan ihsan.

Bangunan Menara Kudus (aanprihandaya.com)
info gambar

Selain bangunan masjid yang megah dan unik itu, dibagian belakang masjid terdapat makam sunan Kudus beserta istri, anak, serta kerabatnya. tak khayal Kawasan Menara Kudus pasti ramai didatangi para peziarah.

Dalam kehidupan masyarakatnya kebudayaan hindu masih melekat sampai sekarang,. Di Kudus anda akan jarang bahkan tidak akan menemukan makanan seperti sate atau soto yang berasal dari daging sapi. Masyarakat di Kudus mengganti daging sapi yang merupakan hewan suci dengan daging kerbau.

Maka dari itu, Kawasan Menara Kudus sudah memenuhi Persyaratan dasar yang ada untuk menjadi warisan budaya dunia yakni identitas budaya, nilai budaya, keunikan, memory collective, berdampak sosial dan budaya, mendesak untuk dilestarikan, sudah diwariskan lebih dari satu generasi, dan mendukung keberagaman budaya.




Sumber :

https://berita.suaramerdeka.com/

https://abiummi.com/


Sumber Gambar Sampul :

www.abouturban.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini